Sulteng Hari Ini
Diduga Akan Matikan Tradisi, Masyarakat Danau Poso Sanksi Adat Ritual Giwu Perusahaan Swasta
Ratusan masyarakat adat dari 21 desa di Sulteng, jatuhkan ritual giwu atau sanksi adat pada perusahaan swasta yang beroperasi di pinggiran Danau Poso
Manusia tak lepas dari sirkulasi alam dan rahasia-rahasianya. Begitu juga yang terjadi di Danau Poso, di mana manusia dan alam sangat berkaitan erat antara satu dengan lainya.
Manusia Poso melihat danau sama seperti melihat manusia.
Ada nilai universal yang di bawa. Karena dari zaman silam, orang Poso hidup dalam kebersamaan.
Ada tanda tanda alam yang berkaitan dengan masyarakat di Danau Poso kata Dimba Tumimomor, seorang pegiat budaya Poso, kepada National Geographic Indonesia pada kesempatan berbeda.
Dia menuturkan, misalnya, saat pergi berburu dan memancing terdengar suara burung tengkek—layaknya suara tokek—itu akan menentukan sang pemburu jadi pergi atau tidak.
Ketika berkebun pun demikian, jika lahan sudah tidak dipakai maka lahan harus dibiarkan tumbuh.
Begitu juga dengan kehidupan danau dan manusia. Danau Poso telah memberikan bermacam hal yang menghidupi manusia. Orang Poso, menurut Dimba harus memeliharanya sebagai sumber kehidupan.
"Danau Poso itu memiliki tanoana (roh dan jiwa) dan tidak semata-mata punya tubuh (air, pantai pasir putih dan kuning, flora dan fauna). Kaya mitos, legenda, hikayat, kisah dan cerita," kata Dimba.
Danau Tektonik Poso merupakan salah satu dari potensi warisan geologi yang layak dijadikan taman bumi (geopark). Taman bumi merupakan wilayah terpadu warisan geologi yang berkelanjutan.
Selain menjaga alam, potensi taman bumi juga bisa beririsan untuk menunjang kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Inilah harta karun Danau Poso sesungguhnya yang harus dijaga kelestariannya.
Keunikan Danau Poso
Kurniawan Bandjolu, peneliti dari Institut Mosintuwu, menjelaskan bahwa beberapa flora dan fauna endemik yang ditemukan di Danau Poso sangatlah unik.
Menurutnya, danau tektonik ini merupakan perairan yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah.
Di sana, kita bisa menemukan banyak hewan endemik. Mulai dari ikan, udang, siput, hingga kepiting.
Kurniawan membagi kawasan danau untuk memudahkan analisis.