Sulteng Hari Ini
Masyarakat Batu Tanda di Perbatasan Banggai-Tojo Unauna Hidup dengan Keterbatasan
Masyarakat Dusun Batu Tanda, Desa Obo Balinhara, Kecamatan Nuhon, Kabupaten Banggai usai menyampaikan keluhannya ke anggota DPRD Banggai.
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: Haqir Muhakir
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Asnawi Zikri
TRIBUNPALU.COM, BANGGAI - Kehidupan masyarakat di Dusun Batu Tanda, Desa Obo Balingara, Kecamatan Nuhon, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, penuh dengan keterbatasan.
Daerah ini dihuni 105 kepala keluarga dari suku Ta dan Saluan yang juga masuk dalam Komunitas Adat Terpencil (KAT).
Dusun Batu Tanda rencanannya akan dimekarkan menjadi desa dari 65 desa yang telah diusulkan oleh Bupati Banggai Amirudin ke Kementerian Dalam Negeri RI.
Keluhan masyarakat Dusun Batu Tanda terkait keterbatasan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan itu disampaikan langsung kepada anggota DPRD Banggai Irwanto Kulap saat melakukan kunjungan daerah pemilihan (dapil).
Baca juga: Beli Cincin di Pasar Loak Rp 187 Ribu, Wanita Ini Syok Saat Jual Kembali Harganya Rp 12 M
Selain itu, masyarakat juga menyampaikan harapannya agar Dusun Batu Tanda menjadi desa.
"Saya merespon apa yang menjadi cita-cita masyarakat. Pemekaran desa pasti endingnya ada di DPR, atas usulan pemerintah setelah mendapat keputusan dari Menteri yang tentu mempunyai beberapa syarat. Kemudian jika itu bisa dilahirkan endingnya di DPR untuk mengesahkan," kata Irwanto kepada TribunPalu.com, Selasa (11/1/2022).
Masyarakat juga menginginkan pembangunan infrakstruktur pertanian karena mayoritas berprofesi sebagai petani.
"Jadi mereka meminta membuka akses, untuk dapat menjangkau kebun mereka masing-masing, yang di mana di sana merupakan daerah KAT. Dari kebun ke pusat dusun itu jauhnya sekitar 3 kilometer," tuturnya.
Sektor pendidikan berupa rumah guru dan sarana prasarana alat permainan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) juga menjadi perhatian masyarakat.
"Ada sekitar 40 orang anak yang membutuhkan pembinaan, sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia ketika nanti masuk di sekolah dasar," kata Sekretaris Partai Golkar Banggai ini.
Selanjutnya masyarakat sangat membutuhkan alat transportasi. Sebab dari jalan Trans Sulawesi ke Dusun Batu Tanda berjarak 25 kilometer dengan kondisi jalan yang rusak.
Dusun Batu Tanda masuk dalam daftar daerah blank spot. Sehingga masyarakat juga mengharapkan infrastruktur telekomunikasi.
Selain itu, ada sekitar 40 rumah masyarakat Dusun Batu Tanda tidak layak huni.
Mereka sempat mengusulkan bantuan rumah layak huni ke Dinas Sosial Kabupaten Banggai, tapi belum ada perhatian.
Bantuan rumah tujuannya agar masyarakat yang tinggal berpisah dengan jarak 3 sampai 5 kilometer itu bisa bersatu di satu lokasi.
"Mereka meminta 40 rumah, tapi walaupun hanya terpenuhi 10 rumah saja tidak apa-apa, nanti bertahap. Mereka berkumpul nanti hari Minggu saat ibadah," kata Irwanto. (*)