OPINI

Bagai Mata Lalat

Cerita ini menjadi kisa antargenerasi yang turun temurun tentang seorang ayah yang ingin mendidik anaknya. Ayah yang menjadi teladan bagi anaknya.

Editor: mahyuddin
Handover
Dewan Pakar Himpunan Dai Muda Sulawesi Tengah Muhammad Khairil 

Penulis:

Muhammad Khairil
Dewan Pakar Himpunan Dai Muda Sulawesi Tengah

Luqman Al-Hakim, sosok budak pengembala domba dengan postur tubuh yang pendek, hidung pesek, berkulit hitam bahkan sebagian kisah menyebutkan bahwa luqman juga seolah sulit berjalan karena cacat disebagian tubuhnya.

Ia berasal dari keluarga terbatas namun karena budi baiknya, ia lalu menjadi manusai merdeka bahkan namanya pun diabadikan dalam Al-Quran walau ia bukanlah seorang nabi ataupun rasul.

Salah satu cerita hikmah Luqman yang menarik untuk menjadi ibrah adalah “Luqman, Keledai dan anaknya”.

Cerita ini menjadi kisa antargenerasi yang turun temurun tentang seorang ayah yang ingin mendidik anaknya. Ayah yang menjadi teladan bagi anaknya.

Cerita Luqman sungguh menggambarkan tentang realitas kehidupan sosial dengan ragam karakter dan tabiat manusia.

Di antaranya manusia yang selalu saja melihat kekurangan orang lain, mencari kesalahan orang lain bahkan selalu saja hati penuh dengki.

Menjadikan “ghibah” seolah hobi di warung kopi, menjelma bagai “profesi” dalam menebar fitnah seolah fakta.

Ketika Luqman mengajak anaknya membawa keledai atau istilah pada jaman itu disebut himar, berkeliling ditengah kampung.

Ada juga yang menyebutnya membawa anak dan keledainya masuk dalam sebuah pasar. Lalu Luqman berkata pada anaknya “wahai anakku, perhatikan dan dengarkan apa kata dan cerita mereka”.

Perjalanan pun dimulai dengan Luqman menaiki keledai, anaknya menuntun sang keledai.

Lalu reaksipun muncul dari sekelompok masyarakat.

“Lihatlah Luqman, sungguh tega Ia membiarkan anaknya menuntun keledai, sementara ia enak saja duduk diatas keledai. Seolah menjadi ayah yang tak sayang anaknya.”

Mendengar cemooh itu, lalu Luqman berkata pada sang anak, “Wahai anakku, engkau sudah mendengar apa yang mereka katakan. Nah sekarang, kita bertukar tempat. Naiklah ke atas keledai, biarkan saya yang menuntun”.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved