Tokoh Sulawesi Tengah
Sosok Rusdy Toana, Tokoh Pers Asal Sulteng Perintis Untad dan Unismuh Palu
Selain perjuangan menggunakan senjata, Rusdy tetap menyalurkan bakat dan minatnya di bidang jurnalistik.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Mengenal Sosok Rusdy Toana sangat cocok di peringatan Hari Pers Nasional, 9 Februari.
Ia merupakan tokoh pers, pejuang serta pendidik asal Bumi Tadulako Sulawesi Tengah.
Rusdy lahir di Kabupaten Parigi Moutong, 9 Agustus 1930, anak ketiga dari sembilan bersaudara dari pejuang kemerdekaan Abd Wahid Toana.
Meski lahir di Parigi, masa kecil Rusdy banyak dihabiskan di kampung Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.
Keluarga Rusdy mengungsi ke Tokorondo karena dinilai tempat paling aman saat pergolakan politik melawan Belanda di Parigi semakin gencar.
Baca juga: CEO Tribun Network Dahlan Dahi: Produk Jurnalistik Akan Tetap Kuat di Tengah Disrupsi Digital
Di dunia kewartawanan, Rusdy Toana termasuk perintis persuratkabaran dan kewartawanan di Sulawesi Tengah.
Ia menerbitkan surat kabar Pelopor sebagai media pers penyebar ide kesatuan Sulawesi Tengah untuk pertama kalinya.
Ide kesatuan daerah Sulawesi Tengah itu kemudian dinyatakan dalam Konferensi Denpasar 1948 dengan lahirnya Negara Indonesia Timur (NIT).
Assistant Resident Donggala dan Assistant Resident Poso disatukan menjadi wilayah NIT dengan ibu kota negaranya di Poso dan Rajawali Pusadan sebagai Kepala Daerahnya.
Pascaproklamasi 1945, Rusdy Toana menuju Yogyakarta dan bergabung dengan Tentara Pelajar Brigade XVI Sulawesi dengan Komandan Mayjen Andi Matalatta.
Selain perjuangan menggunakan senjata, Rusdy tetap menyalurkan bakat dan minatnya di bidang jurnalistik.
Ia menerbitkan Majalah Bhakti sebagai suara pelajar yang sedang berjuang mengusir penjajah Belanda.
Baca juga: Jurnalis Senior Max Wolor Wafat, Pendiri AJI Palu dan Pernah Jadi Anggota DPRD Lembata
Dengan penerbitan Majalah Bhakti, maka ide-ide pelajar asal Sulawesi dapat dipantau dinamikanya.
Mereka diantaranya Ibrahim Madylao, Palangkay dan Rusdy Toana yang berasal dari Poso dan Donggala.