Diserang Rusia, Kondisi Warga Ukraina Mengkhawatirkan, Lakukan Aksi Anarkis untuk Bertahan Hidup
Kondisi warga di salah satu kota di Ukraina dilaporkan sangat mengkhawatirkannya.
TRIBUNPALU.COM - Rusia terus melakukan penyerangan ke Ukraina.
Hal ini membuat kondisi warga Ukraina semakin mengkhawatirkan.
Warga sudah melakukan aksi yang anarkis demi bisa bertahan hidup.
Warga sudah mulai saling berebut makanan, kebutuhan bahan bakar.
Bahkan warga memilih melakukan penjarahan dan kekerasan lainnya agar mendapatkan akses kebutuhan pokok.
Kenyataan itu dilaporkan oleh Palang Merah di wilayah tersebut.
Baca juga: Taiwan Bersiap Perang, Curi Strategi dari Konflik Rusia-Ukraina untuk Lawan China
Baca juga: ISIS Girang Putin Serang Ukraina, Sebut sebagai Hukuman Tuhan, Tapi Ogah Dukung Rusia karena Hal Ini
Dalam sebuah laporan yang dikutip dari LBC, Palang Merah mengungkapkan bahwa warga Ukraina yang kelaparan terpaksa "saling menyerang untuk mendapatkan makanan" dan menjarah apotek di kota-kota yang terkepung untuk mendapatkan akses ke kebutuhan pokok.
Sasha Volkov, wakil kepala delegasi Komite Internasional Palang Merah di kota itu, berbicara tentang kondisi suram khususnya di Mariupol.
"Beberapa orang masih memiliki makanan, tapi saya tidak yakin berapa lama itu akan bertahan," katanya.
"Banyak orang melaporkan tidak memiliki makanan untuk anak-anak. Orang-orang mulai saling menyerang untuk mendapatkan makanan.
"Orang-orang mulai merusak mobil seseorang untuk mengambil bensinnya."
Rumah Sakit Bersalin Hancur
Sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol juga baru-baru ini terkena serangan udara Rusia, meninggalkan anak-anak terjebak di reruntuhan.
Berbicara di Sky News, Johnson mengatakan: "Apa yang terjadi di Mariupol di rumah sakit bersalin itu benar-benar menunjukkan bahwa Putin siap untuk menolak, mengabaikan, semua norma perilaku beradab.
“Kesulitannya adalah bahwa ada batas yang, sejujurnya, Inggris dan NATO akan dianggap berkonflik – konflik langsung – dengan Rusia.