Sebut Jokowi Terlena Proyek IKN, Tokoh Pers Internasional: Tidak akan Meningkatkan Status Indonesia

Tokoh pers internasional, Philip Bowring menyebut Presiden Joko Widodo terlalu terlena dengan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

BIRO PERS/BIRO PERS
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi). 

TRIBUNPALU.COM - Tokoh pers internasional, Philip Bowring menyebut Presiden Joko Widodo terlalu terlena dengan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Padahal menurut Bowring, proyek IKN tidak akan meningkatkan status Indonesia di mata dunia.

“Jokowi mungkin masih menikmati kesuksesan proyek ibu kota barunya, Nusantara. Tetapi itu tidak akan menghasilkan apa-apa, setidaknya selama satu dekade, untuk meningkatkan status Indonesia di dunia,” kata Bowring dalam artikelnya.

Kritik tersebut disampaikan Bowring karena kecewa dengan sikap Indonesia di tengah konflik Rusia dan Ukraina.

Baca juga: Tokoh Pers Internasional Sentil Presiden Jokowi: Berhenti Sembunyi di Balik Omong Kosong

Bowring menyebut, Indonesia yang dipercaya memegang Presidensi G20 harusnya bersikap lebih kritis terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Pendiri dan editor Konsultan Asia Sentinel itu secara khusus mengkritik Presiden Joko Widodo yang menurutnya tidak bisa berbicara mewakili Indonesia di kancah internasional.

“Presiden Joko Widodo bercita-cita menjadi tokoh internasional mewakili negara besar dan juga demokratis, tetapi tampaknya tidak tahu bagaimana cara untuk mewujudkannya,” ujar Bowring dalam artikelnya.

Sebagai pemegang Presidensi G20, Bowring menyebut Indonesia harusnya lebih memperhatikan hal-hal yang dapat mengancam kerusakan ekonomi global.

Salah satunya invansi Rusia ke Ukraina yang menurut Bowring dampaknya kurang lebih sama seperti Pandemi Covid-19.

Di sisi lain, Bowring menyayangkan Indonesia yang hanya fokus pada hal-hal sepele seperti promosi pariwisata.

Sebagai contoh, Bowring mengingatkan Rusia memasok 40 persen gas alam, 27 persen impor minyak, dan 40 persen impor batu bara ke Uni Eropa.

Baca juga: Dekat dari IKN Nusantara, Hadianto Yakin Ekonomi Kota Palu Meningkat

Sementara Ukraina mengekspor sepertiga biji-bijian dunia.

Oleh sebab itu, konflik kedua negara ini akan menciptakan gangguan pasokan yang bermuara pada bahaya ekonomi besar bagi dunia.

“Pembuat kebijakan Indonesia perlu memahami bahwa menjadi negara besar terkadang berarti harus membuat pilihan yang tidak nyaman dalam urusan internasional,” ujar Bowring.

Jurnalis berusia 79 tahun itu meminta Indonesia mengambil sikap jelas di tengah konflik Rusia dan Ukraina.

Sumber: Tribun Palu
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved