Rusia Mendadak Dapat Bantuan, Negara Ini Sudah Siapkan 15 Ribu Tentara untuk Serang Ukraina
Konflik antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama satu bulan. Sejauh ini, belum ada tanda-tanda kedua negara akan berdamai.
Dia menambahkan bahwa warga Belarusia dapat menargetkan wilayah Volyn barat yang berfungsi sebagai rute pasokan utama untuk bantuan militer Barat.
Pakar lain juga berpikir pasukan Lukashenko mungkin menjadi ujung tombak kemajuan Rusia di wilayah Ukraina barat yang sejauh ini relatif tidak tersentuh oleh permusuhan.
“Mungkin, invasi akan lebih skala penuh,” Nikolay Mitrokhin, seorang peneliti Rusia dengan Universitas Bremen di Jerman, mengatakan kepada Al Jazeera.
Baca juga: Putin Bela-belain Datangi Bali Usai Negaranya Invasi Ukraina, Dubes Rusia Ungkap Tujuan Sebenarnya
Dia mengatakan Belarusia dapat membantu Rusia maju menuju tiga kota besar Ukraina barat untuk membedah Ukraina dan memutuskannya dari sumber bantuan militer Barat.
“Invasi mungkin menuju Lviv, Kovel, Lutsk sehingga bisa memotong Ukraina dari perbatasan baratnya atau, setidaknya, membuat cadangan Ukraina terjerat dalam perang dan untuk menguji seberapa (siap tempur) mereka,” katanya.
Bantah Terlibat Perang
Lukashenko mengizinkan Rusia menggunakan wilayahnya untuk menyerang Ukraina dan mengamandemen konstitusi bekas negara Sovietnya untuk mengizinkan penyebaran senjata nuklir Rusia di Belarus.
Tetapi ketika invasi dimulai, dia mengatakan dia tidak akan mendukung Putin secara militer.
“Kami tidak akan terseret ke dalam perang, tidak ada yang meminta kami melakukan itu,” kata mantan ketua pertanian kolektif berusia 67 tahun itu kepada petinggi Belarusia pada Februari.
Namun, pada 15 Maret, ia mengancam akan "merespons dengan keras" setelah mengklaim sebuah rudal jelajah telah dicegat dan dihancurkan di atas Belarus.
“Kenapa dilakukan? Untuk membuat kita bersemangat, untuk membuat kita merespons. Tapi kami tidak sesederhana itu.”
“Jika kami merespons, kami akan merespons dengan kuat. Agar semua orang bisa merasakannya. Namun sejauh ini, kami bersabar,” kata Lukashenko – tetapi tidak merinci siapa yang meluncurkan rudal tersebut.
Belarusia telah meningkatkan pasukannya di sepanjang perbatasan Ukraina, meskipun komandan utamanya mengklaim itu tidak ada hubungannya dengan kemungkinan partisipasi mereka dalam perang.
“Pergerakan pasukan sama sekali tidak terkait dengan persiapan, apalagi partisipasi militer Belarusia dalam operasi militer khusus (Rusia) di Ukraina,” kata Wakil Menteri Pertahanan Viktor Gulevich pada 12 Maret. (*)
(Sumber: BangkaPos.com)