Munas KAHMI
Mulhanan Tombolotutu Ungkap Alasan Sulteng Jadi Tuan Rumah Munas ke XI KAHMI
Di hadapan MN KAHMI, Mulhanan memaparkan sejumlah permasalahan di Sulteng, mulai pemulihan pascagempa 2018 hingga isu terorisme.
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Ketua Majelis Wilayah (MW) KKorps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sulawesi Tengah (Sulteng) Mulhanan Tombolotutu menceritakan lika liku pengusulan tuan rumah Musyawarah Nasional (Munas) ke XI.
Cerita itu disampaikan Wakil Wali Kota Palu periode 2008-2015 itu dalam seremoni peluncuran Logo Munas KAHMI di Tanaris Cafe, Jl Mo Hatta, Kota Palu.
Dia menceritakan, Sulteng bersaing ketat dengan lima calon tuan rumah lainnya, yakni Lampung, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Utara.
Kemudian menyisakan dua daerah, yaitu Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.
"Saya hanya sebuah media saja. Tetapi yang memberikan motivasi dan dorongan adalah semua teman-teman," kata Mulhanan sambil berdiri memegang mic pengeras suara.
Baca juga: Kota Palu Jadi Tuan Rumah, Munas KAHMI Pakai 2 Hotel dan 1 Gedung Pertemuan
Di hadapan MN KAHMI, Mulhanan memaparkan sejumlah permasalahan di Sulteng, mulai pemulihan pascagempa 2018 hingga isu terorisme.
Pascagempa disertai tsunami di Kota Palu dan sekitarnya, Mulhanan menyebut masih banyak penyintas tinggal di hunian sementara (huntara).
Sehingga ia berharap event nasional KAHMI di Sulteng dapat menjadi ajang untuk memikirkan penuntasan persoalan tersebut.
"Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong hingga kini masih dalam proses rekonstruksi dan rehabilitasi. Terutama secara psikis ini belum pulih," ujar Mulhanan.
Selain itu, Mulhanan juga menyinggung soal konflik komunal di Poso pada tahun 1999 hingga awal 2000-an.
Meski konflik tersebut telah usai, ia menilai masih adanya stigma yang menganggap Poso sebagai daerah tidak aman.
Baca juga: Palu, KAHMI dan Kemanusiaan
Terlebih, daerah akrab dengan sebutan Bumi Sintuwu Maroso itu dikenal sebagai basis pergerakan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Sehingga ia berkeinginan KAHMI secara nasional harus mengembalikan citra baik Sulteng khususnya Kabupaten Poso.
Ketiga, Mulhanan menyebut isu pengelolaan sumber daya mineral di Sulteng juga tidak luput dari perhatian KAHMI.