Hari Ini, Janji Putin akan Lakukan Tindakan Mengerikan ke Eropa Jika Permintaannya Tidak Dituruti

Putin mengancam akan mematikan pasokan gas ke Eropa jika negara-negara menolak membayar dalam rubel mulai Jumat (1/4/2022).

Sky News
Vladimir Putin 

TRIBUNPALU.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan tindakan tegas ke Eropa.

Putin mengancam akan mematikan pasokan gas ke Eropa jika negara-negara menolak membayar dalam rubel mulai Jumat (1/4/2022).

Presiden Rusia mengumumkan sebuah dekrit dalam sambutan yang disiarkan televisi, mengatakan pembeli asing harus membuka rekening rubel di bank-bank Rusia, yang dapat digunakan untuk membayar gas yang dikirim mulai Jumat (1/4/2022).

Jika pembayaran tersebut tidak dilakukan, Rusia akan menganggap itu sebagai kegagalan dari pihak pembeli memenuhi kewajibannya, sehingga konsekuensi selanjutnya mengikuti.

“Tidak ada yang menjual apa pun kepada kami secara gratis, dan kami juga tidak akan melakukan amal - yaitu, kontrak yang ada akan dihentikan,” katanya dikutip dari Daily Mail pada Kamis (31/1/2022).

Pekan lalu, Putin mengatakan bahwa Rusia hanya akan menerima rubel sebagai pembayaran dari negara-negara 'tidak bersahabat', seperti Inggris, AS dan negara-negara anggota Uni Eropa, sebagai pembalasan atas sanksi yang dijatuhkan atas serangan Rusia ke Ukraina.

Kelompok ekonomi maju G7 – AS, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Kanada – sejauh ini menolak memenuhi permintaannya untuk pembayaran rubel.

Baca juga: Siap Mati di Tangan Ukraina, Ini Alasan Ribuan Warga Suriah Ingin Bantu Rusia untuk Perang

Baca juga: Kekeh Undang Putin ke KTT G20 di Bali, Jokowi dapat Peringatan Keras dari PM Kanada

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck hingga Kamis (31/3/2022) dengan tegas menolak tuntutan Presiden Rusia, dan menilai klaim pelanggaran kontrak sebagai alasan yang tidak dapat diterima, dan manuver Putin disebut sebagai 'pemerasan'.

Habeck mengaku belum melihat dekrit baru yang ditandatangani oleh Putin yang mewajibkan pembayaran gas dalam rubel.

Secara terpisah, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan perusahaan Jerman akan terus membayar gas Rusia menggunakan euro sebagaimana diatur dalam kontrak.

"Dengan segala cara, perusahaan tetap ingin, bisa, dan akan membayar dalam euro," katanya dalam konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Austria, Karl Nehammer.

Seorang juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada hari yang sama bahwa perusahaan Inggris tidak berencana membayar gas Rusia dalam rubel. Pemerintahnya kata dia sedang memantau implikasi untuk pasar Eropa dari permintaan Presiden Putin.

Ditanya apakah ada kemungkinan Inggris akan membayar dalam rubel untuk gas Rusia, juru bicara itu mengatakan kepada wartawan: "Itu bukan sesuatu yang akan kami lakukan."

Pengumuman Putin minggu lalu berdampak langsung mendorong harga gas di Inggris dan di Eropa secara keseluruhan.

Kondisi ini memperdalam krisis energi yang sedang berlangsung di “Benua biru”, yang sepertiga dari total konsumsi energinya bergantung pada Rusia, meski sebagian besar kontrak yang ada menggunakan euro dan dollar.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved