Perdamaian Cuma Kedok Belaka, Inggris Sebut Rusia Sedang Rancang Serangan Mematikan ke Ukraina

Analisis intelijen Inggris menyebut pertempuran sengit akan terjadi di pinggiran Ibukota Ukraina, Kyiv dalam beberapa hari mendatang.

(AFP/SERGEI SUPINSKY)
Orang-orang berjalan di dekat gedung yang rusak akibat penembakan di tengah invasi Rusia ke Ukraina di Kyiv pada 17 Maret 2022, saat pasukan Rusia mencoba mengepung ibu kota Ukraina sebagai bagian dari serangan yang bergerak lambat. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) 

TRIBUNPALU.COM - Kementerian Pertahanan Inggris (MOD) memberikan penilaian intelijen terbaru tentang situasi di Ukraina pada Kamis (31/3/2022) pagi.

Analisis intelijen Inggris menyebut pertempuran sengit akan terjadi di pinggiran Ibukota Ukraina, Kyiv dalam beberapa hari mendatang.

MOD mengatakan, saat ini pasukan Rusia terus mempertahankan posisi di timur dan barat Kyiv meskipun ada penarikan sejumlah unit terbatas.

Untuk itu, MOD menyebut pertempuran sengit kemungkinan akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.

MOD juga melaporkan bahwa penembakan dan serangan rudal terus berlanjut di wilayah Chernihiv.

Padahal, pihak berwenang Rusia mengatakan, mereka akan mengurangi kegiatan militer mereka di sana, serta di sekitar Kyiv.

"Meskipun pernyataan Rusia menunjukkan pengurangan aktivitas militer yang dimaksudkan di sekitar Chernihiv, penembakan dan serangan rudal Rusia yang signifikan terus berlanjut," ujar pernyataan resmi MOD pada hari Kamis.

Kementerian pertahanan Inggris juga mengatakan bahwa pertempuran sengit terus berlanjut di kota pelabuhan Mariupol.

Ia menambahkan, kota itu tetap menjadi tujuan utama pasukan Rusia, namun pasukan Ukraina tetap mengendalikan pusat kota.

Dikutip dari Newsweek, prediksi intelijen Inggris itu tampaknya mendukung klaim yang dibuat Gubernur Oblast Chernihiv, Viacheslav Chaus kepada BBC pada hari Rabu.

Dalam pernyataannya di BBC, Chaus mengatakan Rusia tidak menepati janjinya dan bahwa serangan terus berlanjut.

"Pasukan Rusia menyerang Nizhyn dan Chernihiv. Sebagian besar Chernihiv. Sekali lagi, sebagian infrastruktur sipil dihancurkan."

"Chernihiv masih belum memiliki listrik, pasokan air, dan pemanas. Tidak akan mudah untuk memulihkan infrastruktur ini. Tak satu pun dari gedung militer menjadi sasaran tadi malam. Mereka terus menyerang hanya infrastruktur sipil," katanya.

Sementara, Wali Kota Chernihiv, Vladyslav Atroshenko juga mengatakan kepada CNN pada Rabu kemarin bahwa serangan Rusia telah meningkat.

"Ini adalah konfirmasi lain bahwa Rusia selalu berbohong," kata Atroshenko.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved