Disasar Puan Maharani, Ini 4 Orang Masuk Kategori Calon Presiden Ganteng Tapi Tak Bisa Kerja
sindiran Puan Maharani yang menyebut ada calon presiden ( capres) hanya mengandalkan wajah ganteng, menyasar ke beberapa sosok.
TRIBUNPALU.COM - Adi Prayitno, pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah menilai, sindiran Puan Maharani yang menyebut ada calon presiden ( capres) hanya mengandalkan wajah ganteng, menyasar ke beberapa sosok.
"Soal capres ganteng itu bisa Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)."
"Empat orang ini menurut penilaian publik masuk kategori ganteng," kata Adi saat dihubungi Tribun, Jumat (29/4/2022).
Adi menilai Puan ingin menegaskan untuk urusan capres jangan hanya lihat fisik, tapi lihat rekam jejaknya.
"Ini kritik bagus agar siapa pun yang mau maju harus pamer kinerja ke rakyat."
"Kita tinggal tunggu sindiran balik capres yang merasa ganteng seperti apa," ujar Adi.
Soal capres yang hanya aktif di media sosial, Adi melihat Puan juga mengingatkan kadernya jangan pilih pemimpin yang hanya viral di medsos, melainkan capres yang terbukti kerja, punya pengalaman bagus, dan lainnya.
Bagi Puan, capres viral medsos itu kamuflase tak sesuai aslinya.
"Sindiran Puan saya kira berlaku umum, terutama mereka yang dinilai ganteng dan aktif di medsos."
"Karena saingan Puan bukan hanya Ganjar, tapi semua sosok yang potensial maju."
"Pernyataan Puan sebenarnya tantangan terbuka bagi siapapun yang ingin maju pilpres untuk saling pamer kinerja, bukan hanya citra di medsos."
"Mungkin juga Puan ingin sindir Ganjar, tapi yang ganteng bukan hanya Ganjar."
"Yang aktif di medsos juga bukan hanya Ganjar. Makanya sindiran itu berlaku umum," ulas Adi.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyindir calon presiden ( capres) berwajah ganteng, di depan kader di Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (26/4/2022).
Awalnya, Puan mengajak kembali ke jati diri orang Indonesia, dengan memilih sosok capres yang benar-benar mencintai Indonesia, dan mau bergotong-royong membangun bangsa.
Lantas, Puan menyinggung perilaku masyarakat yang terkadang lebih memilih sosok capres karena ganteng, bukan atas dasar kinerja yang baik.
"Kenapa saya ngomong ini? Kadang-kadang sekarang kita ini suka, yo wes lah dia saja, asal ganteng."
"Dia aja yang dipilih, asal bukan perempuan."
"Yo wes dia saja, walau enggak iso opo-opo tapi yang penting dia itu kalau di sosmed, di TV itu nyenengin."
"Tapi kemudian enggak bisa kerja, enggak deket rakyat," kata Puan dalam video yang diterima wartawan, Kamis (28/4/2022).
Setelah itu, Puan kemudian bertanya, apakah kader PDIP di Wonogiri mau memiliki sosok pemimpin yang seperti dijabarkannya tersebut?
"Mau atau enggak pemimpin kayak begitu?" Tanya Puan.
"Enggak," jawab para kader PDIP.
Puan pun meminta kader PDIP Wonogiri melihat sosok capres tersebut, apakah memiliki perhatian terhadap rakyat Wonogiri atau tidak.
"Pernah enggak ketemu sama dia? Pernah enggak dia datang ke daerah ini? Misalnya, ke Wonogiri."
"Kalau ke Wonogiri ngapain? Ngebantu atau enggak, sowan atau enggak, ketemu enggak sama PDIP, ketemu enggak sama rakyat PDIP yang ada di Wonogiri, ketemu enggak sama rakyat Wonogiri?" Tanya Puan.
Atas dasar itu, Puan meminta kader PDIP tidak sembarangan dalam memilih sosok capres mendatang.
Dia mengingatkan, kinerja dalam memperjuangkan rakyat harus menjadi faktor utama dalam menentukan pilihan capres mendatang.
"Jadi jangan kemudian kita itu asal pilih karena cuma kelihatan di panggung saja, panggung itu panggung media, panggung TV, panggung sosmed."
"Tapi pilih orang yang betul-betul pernah memperjuangkan kita, pernah bersama-sama kita, pernah bergotong-royong bersama kita. Setuju atau enggak?" Tanya Ketua DPR itu.
"Setuju," jawab para kader PDIP serentak.
(*/ TribunPalu.com / WartaKotalive )