Eropa Gelagapan Dengar Ancaman Nuklir Putin, Sanksi Baru Siap Dijatuhkan

Eropa kini sedang mengkhawatirkan ancaman penggunaan senjata nuklir yang dilontarkan pihak Rusia.

Kolase TribunPalu.com/Handover
Jadi Negara Nuklir Terkuat, Vladimir Putin Percaya Diri Perintahkan Militernya Mode Tempur 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vladimir Putin Maria Zakharova mengatakan serangan dapat diizinkan terhadap target militer negara-negara anggota NATO, melansir Daily Mirror, Rabu (27/4/2022).

Dia berkata: "Apakah kita memahami dengan benar bahwa demi mengganggu logistik pasokan militer, Rusia dapat menyerang sasaran militer di wilayah negara-negara NATO yang memasok senjata ke rezim Kyiv?"

"Bagaimanapun, ini secara langsung menyebabkan kematian dan pertumpahan darah di wilayah Ukraina. Sejauh yang saya mengerti, Inggris adalah salah satu negara itu."

Baca juga: Di Tengah Ketegangan dan Baku Tembak Roket, Warga Gaza Tetap Rayakan Idul Fitri

Pada hari Rabu, Putin juga tampaknya mengisyaratkan kemungkinan serangan nuklir, mengatakan kepada anggota parlemen Rusia: "Jika seseorang berniat untuk ikut campur dalam apa yang terjadi dari luar, mereka harus tahu bahwa itu merupakan ancaman strategis yang tidak dapat diterima ke Rusia.

"Mereka pasti tahu bahwa respons kita terhadap serangan balasan akan secepat kilat. Cepat."

Dia melanjutkan: "Kita memiliki semua senjata yang kita butuhkan untuk ini. Tidak ada orang lain yang bisa membual tentang senjata ini, dan kita tidak akan membual tentang mereka. Tapi kita akan menggunakannya."

Itu terjadi setelah Rusia juga memperingatkan senjata NATO adalah target "sah" di Ukraina - dan bahwa diplomat Inggris di Kyiv dapat menjadi sasaran.

Inggris pun segera menanggapi ancaman tersebut.

Setelah ancaman Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan bahwa pasukan NATO “melebihi jumlah dan senjata”.

Melansir Daily Mirror, Kamis (28/4/2022), Wallace memperingatkan awak kapal selam bersenjata nuklir Inggris "jauh di bawah air, bersembunyi, menunggu, jika Inggris perlu dilindungi".

Wallace mengatakan "Saya tidak berpikir (Putin) akan" menggunakan senjata nuklir.

Wallace mengatakan Presiden Rusia telah melakukan "kesalahan strategis besar-besaran".

Ia mencatat: "Apa yang disebut invasi kilatnya ke Ukraina tidak berjalan dengan baik."

Pada bulan Februari Putin memerintahkan senjata nuklir Rusia untuk disiagakan tinggi.

Sejak itu, Putin telah membuat beberapa petunjuk tentang persenjataan nuklir Rusia.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved