Bolehkah Berpuasa Syawal di Hari yang Tidak Berurutan? Ini Penjelasan Buya Yahya & Ustaz Adi

Berikut ini TribunPalu sampaikan hukum menjalankan puasa Syawal dengan hari yang tidak berurutan, simak juga niatnya.

Editor: Imam Saputro

"Tidak ada bulan di penanggalan hijriah itu 31 hari. Kita ambil gampangnya saja.

Bulan Ramadhan 29 hari, sehingga Syawal selama 30 hari," ujarnya saat mencontohkan.

Ustaz Adi Hidayat mengatakan, jika Rasulullah SAW memberikan kelonggaran kepada umat Muslim untuk melaksanakan ibadah sunah puasa Syawal selonggarnya saja.

Artinya puasa Syawal boleh dijeda ataupun dilaksanakan secara berurutan.

"Silahkan berpuasa Syawal, mau runtut atau dijeda juga silakan," ungkapnya saat menjelaskan kepada jemaah taklim.

Poin penting yang disampaikan oleh Ustaz Adi Hidayat ialah jumlah dari puasa Syawal tersebut.

Bagi umat Muslim yang ingin menjalankan puasa Syawal, maka harus menghabiskan waktu 6 hari.

"Yang penting enam hari. Mau urut atau enggak itu terserah."

"Kalau nggak berpuasa juga tidak apa-apa, karena ini merupakan puasa sunah," bebernya.

Baca juga: Manakah yang Harus Didahulukan, Antara Membayar Utang Puasa Ramadhan dan Berpuasa Syawal?

Ilustrasi aplikasi puasa
Ilustrasi aplikasi puasa (Tribun Bogor)

Semakin Cepat Puasa Syawal, Maka Semakin Baik

Sejatinya bukan merupakan suatu syarat yang harus dikerjakan mau mengerjakan secara berurutan atau dijeda.

Jika melaksanakannya secara terpisah juga tidak ada masalah.

Namun jika dilaksanakan secara berurutan juga tidak apa-apa.

Semakin cepat melakukan puasa sunah Syawal, maka akan semakin baik.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Al-Maidah ayat 48 dan QS Al Imran ayat 133:

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved