Sulteng Hari Ini
Investasi di Sulteng Capai 1,3 Miliar Dolar AS, PB HMI: Untuk Siapa?
Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menyoroti tingginya nilai investasi di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Fandy Ahmat
TRIBUNPALU.COM, PALU - Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menyoroti tingginya nilai investasi di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi penanaman modal asing periode Oktober-Desember tahun 2021 di Sulteng berada di urutan ketiga dengan nilai 940,5 juta dolar AS.
Kemudian angka tersebut mengalami kenaikan per Januari-Maret 2022 menjadi 1.319,2 juta dolar AS atau sekitar 1,3 miliar dolar AS.
Sayangnya, tingginya nilai investasi di Sulteng nampaknya bertolak belakang dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Sukseskan Gelaran Paskah Nasional 2022, PLN Hadirkan Listrik Tanpa Kedip
Pasalnya, daerah berjuluk Bumi Tadulako itu masuk dalam 10 daftar provinsi termiskin di Indonesia mencapai 13 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2020.
Kemudian pada 2021, jumlah tersebut sedikit mengalami penurunan menjadi 12,18 persen atau turun 0,88 persen selama setahun.
"Sulteng menempati urutan pertama dalam list realisasi investasi penanaman modal asing. Tentu ini menjadi sebuah apresiasi, namun apakah pencapaian itu sudah bisa mengubah dan memperbaiki kehidupan masyarakat Sulawesi tengah? Apa tujuan investasi?" ujar Fungsionaris PB HMI Ahmad Rifai, Selasa (17/5/2022).
Berdasarkan data tersebut, alumni Universitas Sintuwu Maroso Poso itu menilai telah terjadi anomali pembangunan di Sulteng.
Baca juga: PT GNI Buka Lowongan 11000 Tenaga Kerja untuk Lulusan SMP hingga D3, Warga Morut Diutamakan
Menurutnya, fenomena ini harus dikaji secara sustainable karena berkaitan dengan taraf kesejahteraan masyarakat luas.
Rifai juga berharap pemerintah perlu memperjelas perihal Corporate Social Responsibility (CSR) agar tiap perusahaan mempunyai tanggungjawab sosial.
"Angka triliunan yang diinvestasikan ke Sulawesi Tengah kenapa tidak bisa menjadi rule untuk mengarahkan masyarakat kepada taraf kesejateraan atau meminimalisir kemiskinan. Maka menjadi pertanyaan investasi di Sulawesi Tengah untuk siapa sebenarnya?" ucapnya.(*)