3 Negara Besar Diamuk Panglima KKB Papua, Ancam Perang Jika Hal Ini Tak Terwujud: Sampai Kiamat!
Panglima Tertinggi Kodap III KKB Papua, Titus Murib Kwalik meluapkan amarahnya.
Namun bisa saja, pernyataan ini terlontar sebagai wujud dari kepanikannya atas sejumlah hal yang dialami kelompok kriminal bersenjata saat ini.
Titus Murib Kwalik mungkin panik, karena sejumlah fakta lapangan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, tak sesuai dengan harapan TPNPB-OPM.

Pertama, saat ini ruang gerak KKB semakin terbatas. Ini terjadi karena prajurit TNI Polri terus menyekat semua sisi, sehingga pergerakan KKB tak lagi sebebas dulu.
Kedua, satu per satu anggota KKB bersama sejumlah kompandan operasi, ditembak satu per satu oleh aparat penegak kedaulatan NKRI.
Penembakan itu terpaksa dilakukan, karena para awak KKB itu melancarkan aksi-aksi yang membahayakan keselamatan orang lain, termasuk prajurit TNI Polri.
Kematian komandan operasi beserta anak buahnya juga para sniper tentunya secara otomatis mengurangi personel KKB di Papua.
Ketiga, belakangan ini alur masuk senjata api melalui jalur perdagangan ilegal, ditutup satu per satu.
Kondisi ini tentunya berpengaruh terhadap pergerakan kelompok itu. Apalagi saat ini, TNI Polri terus melakukan penebalan pasukan di Papua.
Sementara itu, perjuangan TPNPB-OPM melalui jalur diplomasi, dikabarkan gugur satu per satu di dunia internasional.
Ini terjadi, karena dunia internasional patuh pada resolusi PBB yang menyatakan, bahwa Papua merupakan bagian dari wilayah NKRI.
Meski pengakuan negara-negara itu tak diakui oleh KKB di Papua, namun pada tataran internasional, negara-negara itu tetap tunduk pada resolusi tersebut.
Jika pimpinan TPNPB-OPM juga para petinggi KKB lainnya tak memahami ini, berarti perang di Papua memang tak akan berhenti sampai kapan pun.
Pasalnya, TPNPB-OPM/KKB memaksakan kehendak agar segera merdeka, sementara untuk mewujudkannya, butuh sejumlah syarat, di antaranya pengakuan dunia internasional.
Di bawah tekanan KKB, warga desa berkumpul di tengah kampung.
Ironisnya lagi, hanya untuk meraih kemerdekaan, KKB menolak semua jenis pembangunan yang dilakukan pemerintah di Papua.