KKB Papua
Sakit Hati Gagal Jadi Kadis, Kepala Sekolah Nekat Membelot Jadi Panglima KKB Papua
Kelompok separatis di Papua terus berupaya mempertebal kekuatan dengan merekrut anggota baru.
TRIBUNPALU.COM - Kelompok separatis di Papua terus berupaya mempertebal kekuatan dengan merekrut anggota baru.
Berbagai bujukan dan rayuan jadi jurus andalan KKB Papua mengajak rakyat sipil bergabung.
Bak gayung bersambut, ajakan KKB Papua kerap diterima oleh warga dengan berbagai alasan.
Seperti halnya yang dilakukan sosok orang terpandang yang dulunya menjadi Kepala Sekolah pada salah satu sekolah menengah di daerah tersebut.
Kisah tentang membelotnya sang kepala sekolah lantaran memilih menjadi anggota KKB, terungkap dari video viral di media sosial (medsos).
Baca juga: Pemimpin KKB Papua Akhirnya Mau Ketemu Jokowi, Tapi Ada Syarat Khusus yang Harus Dipenuhi
Saking viralnya kabar tersebut, keputusan sang kepala sekolah untuk bergabung ke kelompok separatis itu, memantik nitizen untuk mengungkap pelbagai pertanyaan.
Ada apakah gerangan, sehingga sosok terpandang itu nekat mengangkat senjata dan melawan pemerintah yang selama ini menghidupnya?
Apa masalahnya, sehingga sang pendidik itu mudah membelot ke kelompok yang selama ini getol berperang melawan Indonesia?
Benarkah keputusan kepala sekolah itu gara-gara dipicu oleh masalah yang menderanya di dunia pendidikan?
Lantas, seperti apa sikap pemerintah dalam merespon masalah yang satu ini?
Aneka pertanyaan tersebut mengalir demikian mudah dari benak wargnet. Karena selama ini mereka berhadap agar persoalan Papua sesegera mungkin dapat diakhiri.
Tapi dari video yang viral di jagat maya tersebut, terungkap fakta bahwa keputusan sang kepala sekolah bergabung ke KKB, dilatari oleh hal yang amat sederhana.
Semua itu berawal dari sebuah kisah panjang tentang perjuangan pembentukan baru, yaitu Kabupaten Lanny Jaya.
Daerah baru tersebut merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Jayawijaya. Pemekaran wilayah Jayawijaya itu tak hanya untuk Kabupaten Lanny Jaya.
Ada tiga kabupaten lagi yang sama-sama dimekarkan dari Kabupaten Jayawijaya. Tiga kabupaten tersebut, yakni Yalimo, Nduga dan Kabupaten Memberamo Tengah.