Iduladha 2022

Pemerintah Indonesia Tetapkan Idul Adha 10 Juli 2022, Kok Beda dengan Arab Saudi? Cek Penjelasannya

Negara-negara kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, sama-sama merayakan Iduladha 10 Juli 2022.

Penulis: Haqir Muhakir | Editor: mahyuddin
Handover
ILUSTRASI IDULADHA - Sidang Isbat memutuskan Idul Adha 2022 jatuh jatuh pada tanggal 10 Juli 2022. Atas putusan sidang itu, Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Dzulhijjah 1443 Hijriyah jatuh pada Jumat, 1 Juli 2022. 

TRIBUNPALU.COM - Sidang Isbat memutuskan Idul Adha 2022 jatuh jatuh pada tanggal 10 Juli 2022.

Atas putusan sidang itu, Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Dzulhijjah 1443 Hijriyah jatuh pada Jumat, 1 Juli 2022.

Dengan ditetapkannya awal Dzulhijjah ini, maka Hari Raya Iduladha 1443 H jatuh Minggu, 10 Juli 2022.

Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid mengatakan, penetapan Idul Adha pada 10 Juli 2022 dari 86 titik pengamatan hilal, tak satupun yang melihat hilal.

Sidang isbat diawali pemaparan posisi hilal oleh tim dari Kemenag, kemudian dilanjutkan dengan sidang tertutup.

Berbeda dengan Indonesia, Pemerintah Arab Saudi menetapkan Hari Raya Idul Adha pada, Sabtu (9/7/2022).

Mereka memutuskan hal itu setelah observatorium Tamir melihat penampakan bulan sabit.

Baca juga: Jelang Idul Adha 2022! Cek Batas Waktu Potong Kuku dan Rambut, Lengkap Hari Diharamkan Puasa

Demikian laporan kantor berita resmi Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA), mengutip Mahkamah Agung Kerajaan.

Hari Raya Kurban bagi umat Muslim dunia selama lima hari jatuh selama bulan Dzulhijjah, yang dimulai pada tanggal 30 Juni, menandai bulan bersamaan dengan ibadah haji.

"Haji akan dimulai pada 6 Juli hingga 10 Juli, dengan Hari Arafah jatuh pada 8 Juli," menurut pernyataan Mahkamah Agung Arab Saudi seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (30/6/2022).

Umat Islam memperingati Idul Adha dengan membeli domba dan kambing untuk kemudian disembelih dan dibagikan kepada yang membutuhkan.

Sebelumnya, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 10 Dzulhijjah 1443 Hijriyah atau Hari Raya Idul Adha pada Sabtu, 9 Juli 2022.

Penentuan tersebut berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelas Tarijh dan Tajdid.

Berdasarkan Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 Tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah, Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1443 H ditetapkan pada Sabtu Legi, 9 Juli 2022 M.

Perbedaan Waktu 

Negara-negara kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, sama-sama merayakan Iduladha 10 Juli 2022.

Adapun Pakistan dan Afghanistan, negara mayoritas muslim di kawasan Asia Selatan mengumumkannya Iduladha 10 Juli 2022

Sementara Idul Adha di negara-negara semenanjung Arab, seperti Mesir, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi 9 Juni 2022.

Idul Adha di Inggris juga jatuh 9 Juli 2022.(*)

Perbedaan waktu itu karena hari raya Islam ditentukan dengan sistem kalender lunar, bergantung pada penampakan hilal atau bulan. 

Karena kalender lunar hanya terdiri dari 354 hari, lebih pendek dari kalender Gregorian yang berbasis matahari dengan total 365 hari, hal itu membuat selisih pada kedua kalender. 

Efeknya, kalender lunar selalu maju 10 hingga 11 hari tiap tahun dari kalender Gregorian.

Hal itu yang membuat perayaan Idul Adha setiap tahun jatuh pada tanggal yang berbeda, jika mengacu kalender Gregorian.

Baca juga: Jelang Iduladha, Indonesia Terserang PMK, Bolehkah Hewan Kena PMK untuk Kurban? Berbahayakah?

Sebagai contoh, pada 2021 Iduladha jatuh pada 20 atau 21 Juli, tergantung pantauan hilal di masing-masing wilayah.

Adapun tahun ini rerata pelaksanaan Iduladha jatuh pada 9 atau 10 Juli.

Selain dalam hal penggunaan kalender, perbedaan tanggal Iduladha juga dapat terjadi karena adanya perbedaan metode pengamatan.

Hal ini yang menyebabkan perbedaan waktu jatuhnya Iduladha, kendati berada di wilayah yang sama.

Di Indonesia, jemaah Muhammadiah dan Persatuan Islam (Persis) mengumumkan Iduladha jatuh pada 9 Juli 2022, selisih sehari dengan yang diumumkan Kementerian Agama RI.

Perbedaan metode itu bukan jadi suatu masalah di kalangan ulama.

Lalu siapa yang harus diikuti?

Dikutip dari kanal YouTube Taman Surga dalam video yang diunggah 29 Juli 2020, Ustadz Firanda Andirja memberikan penjelasan.

Ustadz Firanda mengatakan memang ada khilaf di antara para ulama mengenai hal tersebut sejak dulu.

"Kita saling menghormati dalam hal ini, saling menghargai," katanya.

"Tetapi, pendapat yang saya pilih adalah mengikuti rukyat di tempatnya masing-masing," imbuh Ustadz Firanda.

Sehingga tak perlu menunggu informasi di Arab Saudi atau Mekkah untuk merayakan Idul Adha.

Begitu pula untuk melakukan puasa Arafah atau puasa sunnah sebelum Idul Adha.

Baca juga: Jelang Iduladha, Dinas Peternakan Sulteng Bentuk Tim Pengawasan Hewan Kurban

"Puasa Arafah masing-masing sesuai dengan hilal yang dia lihat," jelas Ustadz Firanda.

Sementara itu, masalah khilafiyah atau perbedaan antar ormas, maka sebaiknya diserahkan kepada pemerintah.

"Masalah khilafiyah, kita kembalikan kepada pemerintah. Ada nilai persatuan yang harus kita perhatikan," tuturnya.

"Seandainya pemerintah umumkan bahwasanya 1 Dzulhijjah tanggal sekian, kemudian sholat iednya hari apa, mungkin berbeda dengan Saudi, maka kita ikut pemerintah," lanjut Ustadz Firanda.(*)

 

Sumber: Majalah Sekar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved