Cegah Cyberbullying pada Siswa, KGSB Bekali Guru Solusi Preventif dan Efektif

Sebanyak 1895 siswa (45,35%) mengaku pernah menjadi korban, sementara 1182 siswa (38,41%) lainnya menjadi pelaku.

Penulis: Citizen Reporter | Editor: mahyuddin
TribunPalu.com
Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB), Rumah Guru BK (RGBK), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera mengadakan Webinar KGSB bertema “Mencegah Tindakan Cyberbullying Pada Siswa” pada Sabtu, 23 Juli 2022. Webinar ini diikuti oleh anggota guru KGSB di seluruh Indonesia dan Timor Leste. 

TRIBUNPALU.COM - Tidak bisa dipungkiri saat ini akses Internet menjadi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh semua orang, termasuk anak-anak.

Berdasarkan Laporan Survei Internet Indonesia  yang disusun oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) per 2021-2022(Q1), tingkat penetrasi Internet pada anak usia 5-12 tahun mencapai 62.43 persen.

Sedangkan pada anak usia 13-18 penetrasi Internetnya sebesar 99,16 persen. Sebanyak 90,61 % anak usia 13-18 tahun tersebut mengakses Internet melalui gawai.

Bagi siswa, Internet memang sangat menunjang kegiatan belajar, terutama di masa pandemi.

Beragam manfaat mulai dari sarana komunikasi hingga mendapatkan informasi.

Namun sisi lain dari penggunaan Internet bagi anak usia sekolah adalah fenomena perundungan di dunia maya (Cyberbullying) yang kian marak.

Menurut hasil penelitian Center For Digital Society (CfDS) per Agustus 2021 bertajuk Teenager-Related Cyberbullying Case In Indonesia yang dilakukan kepada 3077 siswa SMP dan SMA usia 13-18 dari 34 provinsi di  Indonesia.

Hasil penelitian terkait Cyberbullying tersebut menyebutkan sebanyak 1895 siswa (45,35 % ) mengaku pernah menjadi korban, sementara 1182 siswa (38,41 % ) lainnya menjadi pelaku.

Cyberbullying platform sosial media yang jamak digunakan WhatsApp, Instagram dan Facebook.

Adapun perilaku Cyberbullying yang paling sering dilakukan adalah kekerasan siber (harassment), pencemaran nama baik (denigration) serta pengucilan (exclusion).

Dari sisi dampak, menurut UNICEF, cyberbullying akan mempengaruhi tiga aspek yakni mental, emosional dan fisik. Secara mental, siswa yang mengalami Cyberbullying akan merasa kesal, malu, bodoh bahkan marah.

Dari aspek emosional, korban Cyberbullying akan kehilangan minat pada hal-hal yang disukai. Untuk aspek fisik, dampak yang paling dirasakan korban Cyberbullying adalah lelah (kurang tidur), sakit perut dan sakit kepala.

Dalam kasus yang ekstrim, Cyberbullying bahkan bisa memicu seseorang menjadi depresi hingga melakukan bunuh diri.

Sadar akan potensi Cyberbullying menjadi bom waktu, Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) mengadakan Webinar Mencegah Tindakan Cyberbullying pada Siswa, Sabtu 23 Juli 2022 yang diikuti oleh para tenaga pendidik anggota KGSB.  

Dalam webinar ini, KGSB dan RGBK menggandeng Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera untuk menggali masalah Cyberbullying dari perspektif yang berbeda.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved