Keluarga Bharada E 'Menghilang', Rumah Kosong Terbengkalai, Ketua RW: Mereka Tertutup Sekali
Perlakuan keluarga Bharada E ikut disorot, Ketua RW setempat sebut mereka sangat tertutup.
Penjelasan awal polisi menyebutkan Brigadir J tewas karena baku tembak dengan sesama ajudan Irjen Ferdy Sambo, Bharada E.
Belakangan, pihak keluarga Brigadir J melapor ke Bareskrim dengan dugaan adanya pembunuhan berencana.
Penjelasan awal soal tewasnya Brigadir J ini disampaikan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.
Ramadhan saat itu menjelaskan soal peristiwa polisi tembak polisi di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, tepatnya di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
"Saat itu, saudara Brigadir J berada atau memasuki rumah salah satu pejabat Polri di perumahan dinas Duren Tiga, kemudian ada anggota lain atas nama Bharada E menegur dan saat itu yang bersangkutan mengacungkan senjata kemudian melakukan penembakan dan Bharada E itu menghindar dan membalas tembakan terhadap Brigadir J," kata dia.
"Akibat penembakan yang dilakukan Bharada E itu mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia," tambah Ramadhan.
Penjelasan lebih lengkap kemudian disampaikan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto dalam konferensi pers.
Dia mengatakan baku tembak itu terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo.
Baku tembak disebut berawal dari dugaan pelecehan terhadap istri Irjen Ferdy Sambo oleh Brigadir J.
Istri Irjen Ferdy Sambo, yang berada di kamar lantai bawah, disebut berteriak dan didengar oleh Bharada E.
Sebagai informasi, Brigadir J merupakan personel yang ditugaskan sebagai sopir istri Irjen Ferdy Sambo.
Sementara, Bharada E disebut sebagai pengawal keluarga Irjen Ferdy Sambo.
Menurut Budhi, Bharada E yang saat itu berada di lantai atas bertanya ke Brigadir Yoshua usai mendengar teriakan istri Irjen Ferdy Sambo.
Namun, katanya, Brigadir J merespons dengan tembakan ke arah Bharada E.
Baku tembak kemudian terjadi.