Keluarga Bharada E 'Menghilang', Rumah Kosong Terbengkalai, Ketua RW: Mereka Tertutup Sekali
Perlakuan keluarga Bharada E ikut disorot, Ketua RW setempat sebut mereka sangat tertutup.
Brigadir J disebut melepaskan tujuh tembakan sementara Bharada E disebut melepaskan lima tembakan.
Brigadir Yoshua tewas dengan tujuh tembakan karena ada satu tembakan yang menembus bagian tubuhnya.
Sementara, Bharada E disebut tidak terkena tembakan karena berada di lantai atas dan posisinya terlindungi.
Rumah Bharada E di Manado
Foto : Potret Rumah yang diduga milik orang tua Bharada E di Kecamatan Mapanget Kota Manado. (Nielton Durado/Tribun Manado)
Kasus penembakan pada Brigadir J yang terjadi di rumah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sampai hari ini masih terus diselidiki polisi.
Salah satu orang yang disebut melakukan penembakan pada Brigadir J adalah Bharada E.
Bharada E dan Brigadir J adalah sama-sama anak buah dari Irjen Ferdy Sambo.
Keduanya sama-sama bertugas di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Namun tak banyak yang tahu jika Bharada E adalah putra asli Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Bahkan, orang tua Bharada E diketahui sampai saat ini masih tinggal di Manado.
Berdasarkan penulusuran Tribunmanado.co.id, rumah Bharada E berada di Kelurahan Mapanget Barat, Kecamatan Mapanget, Kota Manado.
Saat Tribun Manado menuju lokasi rumah dari Bharada E yang ada di Manado tersebut, suasana rumahnya tampak sepi.
Tak ada aktivitas sama sekali di rumah Bharada E yang ada di Manado.
Rumah berwarna biru mudah ini tampak digembok dan tak dihuni.
Menurut Vonni salah satu tetangga, jika rumah tersebut memang milik dari orang tua Bharada E.
"Iya itu rumahnya, kami juga sudah tahu kasusnya," kata Vonni saat ditemui Selasa 26 Juli 2022.
Ia mengaku jika rumah Bharada E sudah kosong sejak beberapa waktu lalu.
Tapi setiap pagi ada orang yang datang kesana.
"Ada yang datang, tapi bukan orang tua dari Bharada E. Mereka hanya menyiram bunga dan membersihkan rumah," ucapnya.
Vonni mengaku sejak kasus penembakan Brigadir J, rumah dari orang tua Bharada E tersebut langsung tak ada aktivitasnya.
Warna disekitar perumahan Tamara tersebut juga sudah tahu bila Bharada E diisukan menjadi pelaku penembakan Brigadir J.
"Rata-rata sudah tahu dan memang ini jadi perbincangan di masyarakat sini," aku dia.
Dirinya juga berharap bila kasus ini segera terungkap.
"Kami berharap kebenarannya bisa terungkap," kata dia.
Bharada E ke Kantor Komnas HAM
Foto : Bharada E (kemeja hitam) sebagai Aide de camp (ADC) atau ajudan Irjen pol Ferdy Sambo yang diduga terlibat baku tembak tiba di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/7/2022). (Rizki Sandi Saputra)
Ajudan Irjen pol Ferdy Sambo, Bharada E yang diduga terlibat insiden baku tembak, memenuhi panggilan Komnas HAM untuk menjalani pemeriksaan, Selasa (26/7/2022).
Berdasarkan pantauan Tribunnews.com di Kantor Komnas HAM, Bharada E tiba sekitar pukul 13.25 WIB.
Terpantau Bharada E hadir dengan mengenakan kemeja hitam dan masker hitam serta celana panjang berwarna hitam.
Tak hanya itu, kehadiran Bharada E juga mendapatkan pengawalan dari petugas yang diketahui dari Mabes Polri.
Hanya saja, Bharada E tidak memberikan sepatah kata apapun dan memilih bungkam dari cecaran pertanyaan awak media terkait penjelasan apa yang akan disampaikannya pada hari ini.
Bharada E terlihat langsung bergegas memasuki kantor Komnas HAM dengan menundukkan kepalanya.
Kehadiran Bharada E ini juga dikonfirmasi langsung oleh Komisioner Komnas HAM Chairul Anam.
"Yup (Bharada E hadir)," singkat Anam kepada awak media.
Dengan begitu maka kata Anam, ketujuh aide de camp (ADC) atau ajudan Irjen pol Ferdy Sambo telah hadir di kantor Komnas HAM.
Belum ada keterangan lebih jauh soal kehadiran Bharada E di kantor Komnas HAM siang ini.
Sebab, saat ini, proses pemeriksaan masih dilakukan oleh tim internal Komnas HAM terhadap keseluruhan ajudan Irjen pol Ferdy Sambo.
Sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan menerapkan dua model pemeriksaan terhadap aide de camp (ADC) atau ajudan pribadi Irjen pol Ferdy Sambo dalam kasus baku tembak yang menewaskan Brigadir J.
Komisioner Komnas HAM Chairul Anam mengatakan, dua model yang dimaksud yakni pemeriksaan secara terpisah antara ajudan dengan ajudan lain serta pemeriksaan bersama.
"Ada dua model yang akan kami lakukan, memang pasti sendiri sendiri dan ada yang satu tempat bersama, karena kami kepingin tau detail apa yang terjadi, konteksnya apa dan sebagainya," kata Anam kepada awak media di Kantor Komnas HAM, Selasa (26/7/2022).
Dengan menerapkan dua model tersebut maka nantinya Komnas HAM bisa mengetahui rangkaian peristiwa yang sebenernya terjadi dalam insiden ini.
Sebab kata Anam, ajudan pribadi Irjen Ferdy Sambo merupakan pihak paling penting yang mengetahui kejadian tersebut.
"Jadi ADC ini menjadi salah satu pilar utama dalam konstruksi peristiwa dan bagaimana melihat peristiwa kematian Brigadir J ini," ucap Anam.
(Tribunmanado.co.id/Gry/Nie)
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Akhirnya Terungkap Pengakuan Ketua RW Tentang Keluarga Bharada E, Menghilang Pasca Brigadir J Tewas,