Kepala Ditodong Pistol! Putri Candrawathi Ngaku Paha, Kemaluan dan Dadanya Diraba Brigadir J

Tak hanya dilecehkan, Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, juga mengaku diancam menggunakan pistol oleh Brigadir J.

Handover
Tak hanya dilecehkan, Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, juga mengaku diancam menggunakan pistol oleh Brigadir J. 

TRIBUNPALU.COM - Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo mengaku telah dilecehkan oleh Brigadir J.

Tak hanya dilecehkan, Putri Candrawathi juga mengaku diancam menggunakan pistol oleh Brigadir J.

Diketahui Putri Candrawathi merupakan salah satu tersangka kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat.

Di tengah banyak pihak yang menyebut pengakuan Putri Candrawathi itu tidak berdasar, namun istri mantan Kadiv Propam tersebut tak bergeming.

Belum lama ini akhirnya terbongkar pengakuan Putri Candrawathi terkait apa yang terjadi hingga dirinya menuding Brigadir J melakukan pelecehan seksual pada diriya.

Sudah bukan rahasia lagi, Ferdy Sambo yang gelap mata karena mengaku mendapat laporan dari sang istri akhirnya membuat skenario pembunuhan pada Brigadir J yang cukup menggemparkan.

Melansir dari Kompas.com, pengakuan sejumlah tersangka terkait kasus kematian Brigadir J yang berubah-ubah memang menjadi sorotan.

Ditambah lagi beberapa waktu lalu beredar terkait isi laporan Putri Candrawathi terkait tindak pelecehan seksual yang ditudingkan dirinya pada Brigadir J.

 Mengutip dari Gridfame.ID yang melansir dari Youtube TVONE, isi SP3 Laporan Putri Candrawathi dibacakan oleh J. Pandjaitan pada 6 September 2022 lalu.

Pada hari jumat tanggal 8 Juli 2022, sekitar Pukul 17.00 di Komleks Duren Tiga....

Bermula ketika korban sedang berada didalam kamar. Dalam posisi terbaring di tempat tidur, tiba tiba pelaku (Brigadir J) masuk dan langsung memegang paha, kemaluan, serta memegang payudara korban.

Kemudian korban kaget, dan langsung berteriak tolong...tolong..tolong...

Namun pelaku langsung mengancam korban dengan cara menodong senjata api ke kepala korban.

Korban yang merasa ketakutan, kembali berteriak dengan kalimat tolong-tolong...tolong...

Pelaku langsung keluar dari kamar korban. Akibatnya korban merasa ketakutan dan menceritakan kepada suami korban.

Namun ada kejanggalan yang justru ditemukan oleh pihak keluarga Brigadir J usai mendengarkan bahwa ajudan Ferdy Sambo dituding melakukan tindak asusila.

Hal itu dibeberkan sendiri oleh ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat saat dirinya untuk pertama kalinya bertemu dengan mantan Karo Paminal Polri, Brigjen Hendra Kurniawan yang saat itu mengantar jenazah anaknya.

Katanya, Pak Hendra datang untuk menceritakan kronologi kematian Brigadir Yosua, untuk diketahui pada Senin (11/7) magrib Tribun Jambi masih berada di rumah duka.

Tribun tiba di sana menjelang sore meski telah telat menyaksikan pemakaman Brigadir Yosua dan di sana sudah ramai polisi termasuk sejumlah petinggi kepolisian tampak di sana.

Saat kami akan bertolak kembali ke Jambi, di jalan utama di samping Masjid Fathul Qarib ada satu mobil bus polisi dan satu unit mobil polisi lainnya.

Dus sekitar setengah jam setelah kami tancap gas itulah ternyata banyak polisi yang meriung di rumah duka. 

Satu di antaranya Brigjen Hendra Kurniawan yang menjelaskan kronologi kematian Yosua.

"Ada orang Mabes datang ke sini," begitu pesan dari keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Di tengah suasana duka yang telah menyelimuti keluarga Brigadir J, sejumlah polisi masuk ke rumah Samuel Hutabarat.

Momen tersebut juga nampa dalam sejumlah video yang sempat diunggah di media sosial beberapa waktu lalu.

Tapi menurut Samuel, tidak ada ratusan polisi yang mengepung rumahnya dan ia membantah kabar itu.

Kecuali, ada saling bantah antara dia dan Pak Hendra.

"Cerita pak Hendra katanya anak saya masuk ke kamar ibu Putri (istri Ferdy Sambo) dan todongkan senjata, meraba-raba, Ibu Putri menjerit," kata Samuel saat menceritakan kejadian Senin malam.

Hingga akhirnya cerita sampai adegan baku tembak antara Brigadir Yosua dan Barada E. 

Lalu, Samuel pun menyanggah.

Mulai dari soal tembakan meleset dari jarak dekat dan cara almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat memegang senjata.

"Saya sanggah, tembakan anak meleset. Saya awam, tapi saya rasa lebih enak menembak menggunakan dua tangan. Dari tujuh tidak ada yang tepat, kalaupun E pun mengelak, jarak berapa?" sanggah Samuel. (*/ Video Grid)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved