Sulteng Hari Ini

Wasekjen DPP PKB: Impor Beras Bukan Solusi

Tanah Indonesia masih sangat luas nan subur lagi kosong untuk digarap, ditanami dan akan hasilkan produk berkualitas.

Penulis: Citizen Reporter | Editor: mahyuddin
handover
Risharyudi Triwibowo, Wasekjen DPP PKB 

TRIBUNPALU.COM - Wasekjen DPP Partai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Risharyudi Triwibowo menilai kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan dalam hal Impor Beras tahun ini akan sangat merugikan petani dan berdampak negatif terhadap kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Apalagi disampaikan bahwa pemerintah akan mengimport beras sebanyak 500 ribu ton bertahap sampai Februari 2023.

"Dalam hal kebijakan beras pemerintah seperti masih berpihak pada mafia import, karena belum lama negara kita ditangan Presiden Jokowi mendapat penghargaan swasembada beras, kok kini malah lakukan import? bukannya melanjutkan swasembada tapi malah melorotkan penghargaan ke tempat sampah karena akan jadi olokan petani yang dirugikan," ujar pria dengan sapaan akrab Bowo Timumun tersebut melalui rilis tertulisnya, Selasa (20/12/2022).

"Impor Beras akan berdampak pada turunnya harga gabah di tingkat petani, silakan import tapi harus diimbangi dengan pemberian insentif yang bagus cepat dan kontinyu bagi petani kita dong, semisal ketersedian pupuk yang ada dan harga murah lagi pelayanan cepat, jangan ntar sok ntar sok jika petani cari pupuk di pasaran," jelas Putra Sulteng itu.

Bowo menyampaikan, Tanah Indonesia masih sangat luas nan subur lagi kosong untuk digarap, ditanami dan akan hasilkan produk berkualitas.

Baca juga: Pemkab Sigi Kembangkan Kampung Durian, Kopi dan Kakao Hanya Peremajaan

Sulawesi Tengah daerah yang juga punya potensi sebagai food estate atau Rice Area Estate, air melalui sungai sangat melimpah, dataran luas dengan hamparan yang subur sangat bisa ditanami dan diolah.

Bowo menilai, Import Beras tahun ini dilaksanakan setelah swasembada beras tahun lalu.

Itu sama saja Kemendag mempermalukan wajah pemerintah sendiri.

"Import beras boleh dilakukan sebagai solusi jangka pendek, untuk jangka panjangnya ialah kita Indonesia olah serta maksimalkan lahan, masyarakat dan alam yang kita miliki secara bergotong royong untuk kemakmuran bangsa dan negara, swasembada adalah solusi terbaik dan Indonesia menuju mandiri pangan, atau bahkan sebagai bank padi dunia, nah ini baru keren dan berdikari," ucap Bowo.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved