Banggai Hari Ini
Program 1 Juta 1 Pekarangan Sektor Perikanan di Banggai Fokus Budidaya Ikan Lele
Tim Dinas Perikanan Kabupaten Banggai meninjau budi daya ikan lele dari program 1 Juta 1 Pekarangan di Desa Dimpalon, Kecamatan Kintom, Kabupaten Bang
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: Haqir Muhakir
Laporan Wartawan TribunPalu.com, Asnawi Zikri
TRIBUNPALU.COM, BANGGAI - Guna memastikan program Satu Juta Satu Pekarangan sektor perikanan berjalan sesuai target, Dinas Perikanan Kabupaten Banggai meninjau langsung perkembangan ikan lele yang dibudidayakan oleh warga penerima bantuan.
Peninjauan dilakukan di sejumlah desa di Kecamatan Kintom dan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Kamis (2/2/2023).
Pada kesempatan itu, Plt Kepala Dinas Perikanan Banggai Rusdi Rahmat bersama staf dan penyuluh perikanan setempat mengecek kondisi kolam dan ikan, serta memberikan penyuluhan terkait perawatannya.
Saat meninjau kolam ikan di Desa Dimpalon, Kecamatan Kintom, Rusdi mengaku pihaknya telah menyerahkan 1.250 benih lele per KK.
Baca juga: Diah Puspita Harap IGKTI PGRI Kota Palu dan Bunda Paud Kolaborasi
Sebanyak 80 warga penerima bantuan tersebut yang tersebar di 14 kecamatan pada akhir Desember 2022 hingga awal tahun 2023.
Tak hanya itu, sarana berupa kolam penampung, pompa air, pakan dan probiotik, juga termasuk dalam paket bantuan tersebut.
Penerima dari Satu Juta Satu Pekarangan (sektor perikanan) ini adalah warga yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dikeluarkan oleh Kementerian Sosial.
"Tahun ini, ada sebanyak 80 orang yang menerima bantuan Satu Juta Satu pekarangan,” ujar Rusdi, Jumat (3/2/2023)
Dari 1.250 benih yang disebar, Rusdi mengestimasi, tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih lele bisa menyentuh angka 75 persen.
Baca juga: Dukung Program Sulteng Emas, Bupati Parimo Gencarkan Penjaringan Bakat Anak Usia Dini
Dengan begitu, setiap pembudi daya dapat memanen sebanyak 900-an ekor lele dalam jangka 3 bulan pemeliharaan.
“Kalau kita asumsikan 6-7 ekor per kilogram, ini berarti dalam jumlah populasi yang ada tersebut, maka hasil yang diperoleh dari budi daya ini kurang lebih 150-an kg. Dengan asumsi harga per kg misalkan Rp 30 ribu, maka bisa didapat sekitar Rp 4,5 juta per orang,” ujarnya.
Terkait pemasaran hasil budi daya lele, di samping untuk memenuhi kebutuhan di Banggai, kata Rusdi, sudah ada permintaan dari luar daerah seperti Kabupaten Morowali.
Karena itu, Rusdi berharap selain memenuhi kebutuhan gizi yang berdampak pada penurunan angka stunting di Banggai, program tersebut juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat penerima bantuan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Perikanan Budi Daya Dinas Perikanan Banggai, Aonurofiq menjelaskan, selain Satu Juta Satu Pekarangan, bantuan benih ikan lele juga diberikan kepada pembudi daya yang terkena dampak inflasi.
“Kalau untuk penanganan dampak inflasi, targetnya ke pembudi daya yang usahanya terdampak inflasi, dari awal mereka memang pembudi daya. Untuk Satu Juta Satu Pekarangan, fokusnya ke masyarakat miskin, makanya penerimanya adalah pembudi daya pemula,” ujar Aonurofiq.
Selain di Kecamatan Kintom, tim dari Dinas Perikanan Banggai juga meninjau perkembangan budi daya lele di Desa Tohiti Sari dan Desa Sindang Sari, Kecamatan Toili.
Saat ini, program ungggulan Satu Juta Satu Pekarangan sektor perikanan berupa bantuan benih lele telah menjangkau masyarakat di Kecamatan Toili, Kintom, Lamala, Luwuk Timur, Toili Barat, Moilong, Simpang Raya, Nuhon, Masama, Luwuk Utara, Bualemo, Balantak, dan Kecamatan Bunta. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.