Tetap Berkreasi di Tengah Pandemi, Pelukis Kardus Jajal Pameran Online, Kini Mendunia dari Beranda

Kisah pelukis kardus asal Palu yang berjuang tetap memamerkan karya di tengah Pandemi Covid-19, kini karyanya dari beranda rumah bisa menjangkau dunia

Penulis: Imam Saputro | Editor: Imam Saputro
Tribunpalu.com/Faiz
Febriandi saat menunjukkan hasil karya lukisanny di kediamannya, Kompleks Perumahan Bumi Roviga, Kelurahan Tondo, Mantikolore, Palu Sulawesi Tengah, Sabtu (2/3/2019). 

TRIBUNPALU.COM -  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di kala Pandemi Covid-19 berdampak ke hampir semua sektor di masyarakat, tak terkecuali seniman.

Satu di antaranya adalah "Pelukis Kardus" dari Kota Palu, M Febriandy.

Pelukis yang punya ciri khas lukisan kardus ini selama kurang lebih 2 tahun Pandemi Covid-19 harus mengurungkan niat untuk pameran lukisan secara langsung.

Karya-karya Febriandy terpaksa tak bisa digantung di galeri ataupun ruang pamer karena adanya larangan untuk berkerumun atau beraktivitas sosial secara normal.

Akan tetapi kreativitasnya tak berhenti di pandemi, Ferbi -begitu biasa ia disapa - terus membuat lukisan meski hanya dari rumah.

Kreativitas lain yang “dipaksa” tumbuh karena Pandemi Covid-19 adalah pameran lukisan secara luring atau online.

“ Sebenarnya agak kurang maksimal untuk pameran secara online, karena awalnya untuk mendokumentasikan karya lalu dikirim ke penyelenggara kadang hasilnya agak berbeda dengan pandangan mata,” kata Febri awal tahun 2023.

Pelukis yang karyanya sudah dikoleksi Presiden Jokowi ini menyebut mulai beralih ke dunia digital untuk pameran karya pada pertengahan 2020.

Menurutnya pameran secara online seperti dua sisi mata uang, ada yang postif dan ada yang negatif.

“ Positifnya jelas karya kami bisa dikenal banyak orang, bahkan bisa kemana-mana, tak hanya orang di satu rang pameran, tapi bisa menjangkau seluruh dunia, “ ujarnya.

Namun negatifnya, kata Febri, selain ada perbedaan antara lukisan dipandang langsung dan foto, dan terkadang proses admininstrasi yang lama sehingga karya kurang terpromosikan dengan maksimal.

“ Lukisan ada yang dipandang dari sisi kanan berbeda, sisi kiri bisa beda, hal-hal seperti ini mungkin yang belum bisa dimaksimalkan di pameran online,” lanjutnya.

Febri mengakui pameran lukisan secara online tetap memiliki lebih banyak manfaat ketimbang mudharatnya.

Apalagi ketika Pandemi Covid-19 melanda dunia yang menyebabkan aktivitas tatap muka dibatasi.

“ Kalau pas pandemi itu bisa pameran secara online sudah bersyukur sekali, kami tetap bisa berkarya dan memamerkannya ke khalayak, bisa disaksikan masyarakat di penjuru dunia,” terang pria yang menempuh pendidikan sarjana di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini.

Sumber: Tribun Palu
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved