Tetap Berkreasi di Tengah Pandemi, Pelukis Kardus Jajal Pameran Online, Kini Mendunia dari Beranda

Kisah pelukis kardus asal Palu yang berjuang tetap memamerkan karya di tengah Pandemi Covid-19, kini karyanya dari beranda rumah bisa menjangkau dunia

Penulis: Imam Saputro | Editor: Imam Saputro
Tribunpalu.com/Faiz
Febriandi saat menunjukkan hasil karya lukisanny di kediamannya, Kompleks Perumahan Bumi Roviga, Kelurahan Tondo, Mantikolore, Palu Sulawesi Tengah, Sabtu (2/3/2019). 

Pameran Virtual Pertama

Pelukis kelahiran Palu ini mulai beralih ke dunia digital di pameran virtual bertajuk Pameran Niche #01.

Pameran Niche #01 digagas oleh ChiaroBytes, dengan tema pameran karya seniman Indonesia yang memiliki karakteristik-karakteristik yang unik.

Total ada lima seniman yang berpartisipasi, artis abstract-fluid Teresa Nikita dari Jakarta, penulis Isabella Reharta dari Jakarta, pelukis bertema kardus M. Febriandy dari Palu, dan artis digital-print Yosua Setiawan dari Jakarta.

Dalam pameran virtual yang berlangsung mulai 15 November sampai 5 Desember 2020 ini, Febriandy memamerkan 6 lukisan terbaiknya.

Pameran Niche #01 dapat diakses di situs www.chiarobytes.com secara gratis.

Febriandy mengaku senang bisa berpameran secara virtual, apalagi di tengah Pandemi Covid-19 yang belum memungkinkan menggelar pameran secara tatap muka.

"Hanya dengan ini seniman bisa tetap eksis berpameran dimasa Covid-19," kata dia.

Menurutnya, pameran virtual bisa jadi pendorong bagi para seniman untuk terus bersemangat berkarya walau di tengah Pandemi Covid-19.

"Ini sangat positif untuk keberlangsungan berkarya seniman-seniman di tengah pandemi ini,"

Dalam kesempatan pameran virtual ini, Febriandi memamerkan enam lukisannya, yang berjudul The Land of Eve, AS Club, My Future, CR7, Offerings From Heaven, dan Identity - MonaLidya.

Seniman kelahiran Palu ini menyatakan AS Club jadi salah satu lukisan terbaiknya saat ini yang cocok dengan tema pameran virtual.

Karena lukisan tersebut menggambarkan dirinya sebagai seorang pelukis yang terus berkarya.

"Pada lazimnya seorang seniman lebih suka menyendiri, mencurahkan ide gagasannya pada malam yang sunyi, karya membawa semangat berapi-api," kata dia menjelaskan sebagian arti dari lukisan AS Club.

Selain pameran secara luring, Febri juga mengikuti pameran offline secara jarak jauh.

Sumber: Tribun Palu
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved