Ajaran Sesat di Sulteng

4 Fakta Pria Diduga Bawa Ajaran Sesat di Musala Uwentira, Pernah Ngaku Sebagai Imam Mahdi

Kehadiran pria diduga membawa ajaran sesat membuat warga di sekitar Musala Uwentira, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

|
Handover
Kehadiran pria diduga membawa ajaran sesat membuat warga di sekitar Musala Uwentira, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah membuat resah warga. 

TRIBUNPALU.COM - Kehadiran pria diduga membawa ajaran sesat membuat warga di sekitar Musala Uwentira, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah membuat resah warga.

Kehadiran pria itu dikabarkan Personel polisi Bripka Ian Aditya melalui akun Youtubenya.

Dalam videonya, terlihat sejumlah warga mendatangi pria tersebut.

Berikut 4 fakta seputar pria yang diduga membawa ajaran sesat di Musala Nur Hidayatullah Uwentira.

1. Asal dari Medan

Diketahui pria yang diduga membawa ajaran sesat itu berasal dari Kota Medan, Sumatera Utara.

Sudah 10 hari pria itu menginap di musalah tersebut

Personel polisi Bripka Ian Aditya melalui akun Youtubenya mengabarkan adanya ajaran sesat di Uwentira, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
Personel polisi Bripka Ian Aditya melalui akun Youtubenya mengabarkan adanya ajaran sesat di Uwentira, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. (handover)

Kepala Desa di daerah itu harus turun tangan untuk mengadakan pertemuan dan meminta klarifikasi dari pria diduga pembawa ajaran sesat tersebut.

2. Mengaku Sebagai Nabi

Pria yang belum diketahui identitasnya itu kabarnya membawa ajaran agama diduga menyimpang dari Islam.

Bahkan, pria dengan ramput panjang dan berjenggot itu mengaku sebagai nabi.

Dia pun mengawali sambutannya dengan membacakan penggalan ayat yang menyebutkan bahwa “Saya adalah nabi yang diutus Allah.”

“Ini saya sampaikan di manapun selama ini. Sejak tahun 2000 saya sudah jalan. Tujuan saya kemari untuk menyampaikan ayat ini,” kata pria itu di hadapan warga, dikutip TribunPalu.com dari channel Ian Bapontar, Rabu (15/3/2023).

Kepala desa yang hadir dalam pertemuan itu pun memotong pembicaraan pria itu dan memintanya untuk segera meninggalkan desa.

“Jangan sampai masyarakat di sini resah,” tutur kepala desa.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved