Ramadhan 2023

Kemenag Sulteng Isyaratkan 1 Ramadhan 2023 Besok

Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar pemantauan hilal.

|
Editor: Haqir Muhakir
Handover
Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar pemantauan hilal. 

Laporan Wartawan TribunPalu, Rian Afdhal

TRIBUNPALU.COM, PALU - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar Rukyatul Hilal alias pemantauan hilal.

Pemantauan itu dilakukan di pesisir pantai Desa Marana, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Rabu (22/3/2023).

Menurut Ulyas, sesuai dengan laporan dari Lajnah Falakiyah Alkhairaat Madinatul Dolo dan BMKG bahwa Tinggi Hilal Mar'i  7 derajat dan elongasinya 8 derajat.

"Artinya sudah melebihi kententuan yaitu 3 derajat dan elongasi 6 derajat, bisa dipastikan 1 ramadhan akan jatuh pada Kamis 23 Maret 2023," ucapnya.

Baca juga: Penentuan 1 Ramadhan 2023, BMKG Gunakan Satu Teleskop Pemantauan Hilal di Sulteng

Namun, meski begitu sebagai umat muslim kita harus melakukan perintah (syar'i) meskipun sudah ada hasil prediksi.

Olehnya, dia berharap agar pemantauan nanti tidak mendapatkan kendala apapun sehingga bisa secepatnya ditetapkan awal 1 ramadhan 1444 hijiriah.

Diketahui, saat proses pemantauan hilal, Kemenag Sulteng menggandeng BMKG Kelas I Palu, Pengadilan Agama Negeri Palu dan Donggala serta organisasi masyarakat lainnya.

Apa itu Rukyatul Hilal

Rukyatul Hilal adalah metode penetapan awal Ramadhan dan Syawal berdasarkan pengamatan bulan.

Dengan metode ini, hilal akan diamati saat matahari tenggelam dengan mata telanjang atau bantuan optik seperti teleskop.

Hilal dalam bahasa Arab adalah sepatah kata isim yang terbentuk dari 3 huruf asal yaitu ha-lam-lam (ل - ل- ﻫ), sama dengan terbentuknya kata fi'il هَلَّ dan اَهَلَّ yang artinya bulan sabit yang tampak.

Hilal atau bulan sabit atau dalam istilah astronomi disebut crescent adalah bagian dari bulan yang menampakkan cahayanya terlihat dari bumi ketika sesaat setelah matahari terbenam pada hari telah terjadinya ijtima' atau konjungsi.

Berdasarkan tinjauan bahasa, Al-Qur'an, As-Sunnah dan tinjauan sains sebagaimana diutarakan itu maka dapat disimpulkan bahwa hilal pasti tampak cahayanya terlihat dari bumi di awal bulan, bukan sekadar pemikiran atau dugaan adanya hilal. Oleh karena itu kalau tidak tampak maka tidak disebut hilal.

Sehubungan dengan kriteria hilal itu mesti tampak, maka Rasulullah SAW menyuruh kaum muslimin melakukan rukyah yakni melihat, mengamati secara langsung (observasi) terhadap hilal itu.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved