WHO Sebut Virus Corona Tidak akan Pernah Bisa Dihilangkan: Bisa Berevolusi Secara Cepat
Ternyata virus corona atau COVID-19 tidak akan pernah bisa dihilangkan atau diberantas. Itu disampaikan oleh Direktur Darurat WHO.
TRIBUNPALU.COM - Ternyata virus corona atau COVID-19 tidak akan pernah bisa dihilangkan atau diberantas.
Itu disampaikan oleh Direktur Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Mike Ryan.
Hal ini sebab virus corona dapat berpindah dari manusia ke hewan, begitu pula sebaliknya.
Pernyataan itu disampaikan sehari setelah Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus secara resmi menurunkan status penyakit itu, dari darurat kesehatan global menjadi 'ancaman kesehatan global'.
Ryan menekankan bahwa otoritas kesehatan masyarakat masih perlu 'waspada'.
Ditanya apakah virus itu sendiri dapat dihilangkan, Ryan menjawab 'tidak, saya tidak yakin bisa'.
"Apa yang kita lihat di sini adalah virus yang berevolusi secara cepat. Itu bisa berpindah dari manusia ke hewan dan dari hewan ke manusia, sehingga bisa bersembunyi di ruang yang berbeda, tidak hanya pada manusia. Sangat sulit untuk memikirkan tentang pemberantasan atau eliminasi," tegas Ryan.
Kendati demikian, Ryan menambahkan bahwa vaksin dan obat-obatan terapeutik dapat menghilangkan 'ancaman kesehatan masyarakat yang terkait dengan virus'.
Namun memusnahkan virus itu sendiri 'sangat tidak mungkin'.
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (7/5/2023), WHO sebagian besar berpegang pada garis ini selama pandemi, bahkan ketika para pendukung vaksin mengklaim bahwa vaksinasi akan menghentikan penularan COVID-19, yang ternyata itu tidak benar.
"Dalam situasi saat ini, kecil kemungkinan kita dapat memberantas virus ini," tutur Ryan dalam pengarahan pada Mei 2020, empat bulan setelah WHO kali pertama menyatakan virus tersebut sebagai darurat kesehatan masyarakat.
Ryan mejelaskan pada Sabtu kemarin bahwa dirinya memperkirakan infeksi akan terus meningkat setiap musim dingin di belahan bumi utara, seperti flu atau penyakit musiman lainnya.
Namun ia tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa varian baru virus ini dapat muncul selama musim panas dan 'menyebabkan banyak penularan'.
Saat sebagian besar negara telah membatalkan langkah-langkah pengendalian pandemi mereka sejak awal tahun lalu, Amerika Serikat (AS) masih memberlakukan darurat kesehatan masyarakat, yang akan berakhir minggu depan.
Menurut data statistik WHO, lebih dari 1,1 juta orang meninggal karena COVID-19 di AS, angka ini lebih banyak jika dibandingkan negara lain manapun.
Indonesia di Persimpangan, Menjaga Keseimbangan ASEAN di Tengah Persaingan Ekonomi Global |
![]() |
---|
WHO: Tembakau Masih Jadi Ancaman Kesehatan Global, Bunuh Lebih dari 7 Juta Orang per Tahun |
![]() |
---|
Serangan Brutal Israel di Gaza, 80 Orang Tewas Sambil Menunggu Bantuan Pangan |
![]() |
---|
32 Jemaah Haji Indonesia Terjangkit Covid-19, 6 Orang Masih Dirawat |
![]() |
---|
Cegah Infeksi Covid-19, Jemaah Diminta Pantau Kesehatan Selama 21 Hari Saat Tiba di Tanah Air |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.