Tari Yele Fulang, Tarian Kreasi untuk Mengenang Putri Kerajaan Tinombo

TRIBUNPALU.COM - Mitologi mempengaruhi kebudayaan setiap daerah termasuk Sulawesi Tengah.

Bahkan, ada tarian di Sulawesi Tengah dibuat untuk mengenang sosok yang dianggap berjasa maupun pernah berkuasa.

Adalah Tari Yele Fulang merupakan tarian kreasi yang memadukan berbagai gerakan tarian yang ada.

Gerak Tari Yele Fulang cenderung dinamis dan didominasi gerakan melompat.

Karenanya, selain dibutuhkan keluwesan, untuk mempertunjukan tari itu juga dibutuhkan kekuatan ekstra.

Baca juga: Mengenal Tari Petomunaka, Tarian Perang yang Sambut Tetamu Anugerah Paritrana Award di Kota Palu

Dari segi kostum, Tari Yele Fulang mengenakan pakaian adat Tomini yang telah dimodifikasi dan dipadukan dengan warna-warna khas yang melambangkan Kerajaan Moutong, seperti warna kuning dan merah.

Musik yang mengiringi pertunjukan Tari Yele Fulang berasal dari musik tradisional yang sudah dipadukan dengan beberapa alat musik modern, seperti gitar dan bas.

Tari Yele Fulang merepresentasikan gadis remaja Desa Tinombo yang ceria, pemberani, tapi tetap anggun.

Tarian itu menggabungkan gerakan dasar beberapa tari tradisional Sulawesi Tengah, seperti tari sarun, tari rego, tari moende, tari meaju, dan tari kontao yang gerakannya mengandung gerakan dalam pencak silat.

Selain itu, tari yele fulang juga tidak lepas dari pengaruh tari balia dan tari kancara.

Baca juga: Tari Dero asal Sulawesi Tengah, Tarian Tradisional Masyarakat Suku Pamona

Tarian itu terinspirasi dari seorang putri pasangan Saemandulang dan permaisuri Yele Lumut, raja pertama Tinombo, bernama Yele Fulang.

Sejak remaja, Yele Fulang berpisah dengan kedua orangtuanya dan mendirikan kerajaan kecil di sekitar Sungai Palasa.

Yele Fulang terkenal cantik, pemberani, dan raja yang dicintai oleh rakyatnya.

Tinombo saat ini masuk dalam wilayah administratif Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong.(*)