Predator Anak di Kota Palu

Fakta Pembunuhan Bocah SD di Palu: Motif Sakit Hati, Polisi Tak Temukan Bukti Kekerasan Seksual

Masyarakat Kota Palu dibuat heboh dengan penemuan jenazah anak di area Jl Asam II, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

|
handover
Kapolsek Palu Barat AKP Rustang menyiagakan personelnya di sekitar rumah pelaku pembunuhan bocah delapan tahun, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Hal itu dilakukannya menyusul informasi bahwa keluarga korban akan menyerang rumah pelaku. 

Pelaku juga adalah anak mantan anggota polri yang pernah bertugas di Polda Sulteng berpangkat AKBP.

Tak Ada Bukti Kekerasan Seksual

Kasat Reskrim Polresta Palu, AKP Ferdinand Esau Numbery mengungkap hasil visum luar siswa SD berinisial AR (8) ditemukan tewas dalam keadaan telanjang.

Menurutnya, dari hasil visum luar yang dikeluarkan Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, tidak ada tanda-tanda kekerasan seksual (sodomi) di tubuh atau dubur korban.

Kata Ferdinand, awalnya orangtuanya masih melihat korban pada Selasa 31 Oktober 2023 sekitar pukul 19.30 wita.

"Habis Isya itu anak ini (korban) keluar, begitu mendekati jam 9 malam, orang tuanya sudah mulai khawatir, makanya orang tuanya mulai mencari," ucapnya kepada TribunPalu.com, Kamis (2/11/2023).

Kemudian, saat orang tua korban melakukan pencarian, ada seseorang yang mengatakan bahwa anaknya dibawa MFM (16).

"Saat itu ibunya tanya rumah tersangka, makanya mereka pergi ke sana, sampai di sana mereka panggil tersangka untuk menanyakan korban, katanya korban diturunkan di gang," ujarnya.

Saat keluarga melakukan pencarian, korban belum juga ditemukan, sehingga dilaporkan ke Polsek Palu Barat sekitar pukul 21.00 wita.

Atas laporan itu, pihak Polsek Palu Barat kembali mendatangi rumah pelaku dan menanyakan tempat terakhir dia bersama korban.

"Makanya anak itu (pelaku) di bawa ke TKP dan korban langsung ditemukan, pelaku juga langsung di amankan, korbannya saat itu di bawa ke RS Bhayangkara, jadi tidak sampai 2 hari hilangnya korban, hanya beberapa jam saja," jelasnya.

Lanjutnya, motif pelaku mengajak korban dengan mengiming-imingi bermain stick es krim.

"Tapi tidak ada mau main stick ini, dia cuman mau ajak berputar-putar saja korban, tapi dalam perjalanan itu mereka jatuh dan saat jatuh itu korban katakan nambongo naik sepeda," tuturnya.

Akibat perkataan itu, pelaku pun tersinggung dan sakit hati serta langsung mengeksekusi korban dengan cara dicekik.

Saat itu juga, pelaku juga masih membuka baju korban dan hanya sebatas memegang alat vitalnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved