Idulfitri 2024

10 Tradisi Sambut Lebaran di Indonesia, Kota Palu Sulteng Juga Ada

Tradisi Sambut Lebaran biasanya merupakan percampuran dari kebudayaan setempat dengan kebudayaan Islam.

Editor: mahyuddin
handover
Berbagai cara umat Muslim di penjuru dunia menyambut Lebaran atau Idul Fitri setiap tahun. Bahkan, beberapa daerah di Indonesia mememiliki Tradisi Sambut Lebaran. 

Untuk membuat Meriam Karbit yang terbuat dari pohon kelapa atau kayu durian pembuatnya harus merogoh kocek sebesar Rp 15-30 juta.

Konon, meriam ini dikenal untuk mengusir kuntilanak karena mengeluarkan suara yang bising.

8. Lebaran Mandura

Ratusan warga Kampung Baru, Kelurahan Baru, Kecamatan Palu Barat Kota Palu beradu tangkas merebutkan mandura sebagai peringatan Lebaran Mandura 2023, Jumat (28/4/2023).
Ratusan warga Kampung Baru, Kelurahan Baru, Kecamatan Palu Barat Kota Palu beradu tangkas merebutkan mandura sebagai peringatan Lebaran Mandura 2023, Jumat (28/4/2023).

Warga Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah, merayakan Lebaran Mandura, setiap momen Idul Fitri.

Lebaran Mandura biasanya berlangsung pada 7 Syawal.

Tradisi tersebut diawali dengan pawai obor dari Masjid Jami kemudian menyisir jalan raya di kelurahan tersebut.

Dalam pawai itu juga empat pria mengarak makanan khas Palu bernama mandura.

Setelah diarak makanan tersebut kemudian diperebutkan.

Mandura merupakan makanan khas Palu, biasa disajikan saat hari raya Idul Fitri.

Mandura terbuat dari bahan dasar ketan, baik ketan putih maupun ketan hitam.

Ketan tersebut kemudian dibentuk bulat pipih kemudian disusun dari pulut hitam, merah dan pulut putih hingga sampai empat susun.

Setelah itu mandura dibungkus dengan daun pisang dan diikat dengan daun kelapa dililitkan.(*)

Tradisi Nganggung

Tradisi Nanggung
Tradisi Nanggung digelar warga Pulau Bangka, Kelurahan Tua Tunu, Gerunggang, Kota Pangkalpinang.

Tradisi Nanggung digelar warga Pulau Bangka, Kelurahan Tua Tunu, Gerunggang, Kota Pangkalpinang.

Tradisi ini biasanya melibatkan laki-laki, baik muda, maupun lanjut usia berbondong ke masjid Raya Tua Tunu membawa dulang yang sekilas mirip tudung saji usai Salat Id.

Dulang-dulang itu disusun rapi memanjang yang selanjutnya mereka duduk saling berhadap satu sama lain diantara dulang tersebut.

Sejumlah masyarakat Tua Tunu itu melaksanakan Tradisi Nganggung yang telah dilaksanakan secara turun temurun usai shalat ied.

Kata Nganggung  berasal dari kata anggung yang artinya angkat.

Orang-orang yang mengikuti acara Nganggung biasanya mengangkat dulang ke atas bahu kanan mereka.

Kemudian berjalan beriringan memasuki masjid.

Di atas dulang diaturlah piring-piring yang berisikan makanan seperti ketupat, lepet lengkap dengan lauk pauknya serta kue - kue atau buah-buahan.

Lalu dulang tersebut ditutup dengan tudung saji.

Dalam menyelenggarakan tradisi ini biasanya satu rumah menyiapkan makanan yang dihidangkan dalam acara Nganggung.

Kemudian makanan tersebut dimasukkan ke dalam dulang dan di bawa ke masjid terdekat.

Selain makan bersama, sebelum Nganggung masyarakat akan berdoa dan mendengarkan tausiyah dari pemuka agama.

10. Tradisi Pukul Sapu

Tradisi Pukul Sapu
Tradisi ini berasal dari desa Morela dan desa Mamala, Kabupaten Maluku Tengah. Tradisi Pukul Sapu dilaksanakan seacar rutin setiap 7 hari pasca lebaran.

Tradisi ini berasal dari desa Morela dan desa Mamala, Kabupaten Maluku Tengah.

Tradisi Pukul Sapu dilaksanakan seacar rutin setiap 7 hari pasca lebaran.

Seperti namanya, pada tradisi ini para pemuda saling berhadapan dengan menggunakan lidi dari pohon enau.

Dalam kurun waktu 30 menit, para pemuda yang terlibat akan saling menyerang.

Seusai pertarungan, setiap pemuda mendapatkan pengobatan secara khusus dari desanya.

Pemuda dari desa Morela akan memperoleh getah jarak sebagai obat penyembuh luka.

Sementara pemuda dari desa Mamala menerima obat luka yang terbuat dari minyak kepala yang dicampur dengan pala dan cengkeh.

Tradisi yang telah dilestarikan sejak abad ke-17 ini memang membahayakan para anggotanya.

Namun tradisi Pukul Sapu dianggap mampu menjalin ikatan silahturahmi antara kedua desa dengan baik.(*)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved