Sulteng Hari Ini
Kain Kulit Kayu jadi Etnografika Tertua yang Dipamerkan di Museum Sulteng
Kain kulit kayu jadi tradisi tertua yang dipamerkan di pameran etnografika Museum Sulteng, Selasa (6/8/2024).
Penulis: Misna Jayanti | Editor: Haqir Muhakir
Laporan Wartawan TribunPalu, Misna Jayanti
TRIBUNPALU.COM, PALU - Kain kulit kayu jadi tradisi tertua yang dipamerkan di pameran etnografika Museum Sulteng, Selasa (6/8/2024).
Pameran khusus etnografika berlangsung di auditorium Museum Sulteng, Jl Kemiri, Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.
Museum Sulteng tampilkan berbagai macam koleksi etnografika pada pameran khusus etnografika, salah satunya kain kulit kayu.
Pantauan TribunPalu.com, dipamerkan kain kulit kayu, kain kulit kayu sepanjang 16 cm dan baju adat tradisional yang terbuat dari kulit kayu.
Baca juga: Pemkot Palu Bakal Gunakan Metode Urban Akupuntur Selesaikan Masalah Kebersihan Lingkungan
Rim Kepala UPT Taman Budaya dan Museum Sulteng mengatakan kain kulit kayu jadi tradisi tertua yang dipamerkan di pameran khusus etnografika.
"Tradisi paling tua yang ada di pameran ini adalah tradisi pembuatan kain kulit kayu itu muncul dari zaman prasejarah, neolitikum yang dimana masa itu terjadi revolusi kebudayaan yang sangat besar dan banyak di rintis oleh kaum wanita" jelasnya
Ia menambahkan bahwa kain kulit kayu yang telah ada di zaman neolitikum, yang saat itu masyarakat sudah menggunakan penutup tubuh.
Pembuatan kain kulit kayu menggunakan kayu pilihan dan menggunakan batu ike sebagai medianya.
"Pada masa neolitikum ciri masyarakatnya itu sudah mulai menetap, sudah ada aturan adat istiadat masyarakat, terbentuk suku-suku dan sudah memakai penutup tubuh/pakaian dari kulit kayu yang dibuat menggunakan batu ike" jelas Rim.
Kain kulit kayu tidak hanya olah menjadi pakaian, namun juga diolah menjadi berbagai kerajinan lainnya seperti sepatu, dompet, sandal dan sebagainya. Sehingga memiliki nilai ekonomi.
"Kain kulit kayu telah banyak diolah menjadi sepatu, dompet, sandal, rompi, topi, taplak meja sehingga punya nilai ekonomi. Memang pelestariannya penting, tapi ada aspek ekonomi yang dirasakan masyarakat. Sehingga pembuatan kain kulit kayu memiliki nilai ekonomi sehingga ada keberlanjutan dengan generasi muda saat ini" pungkas Rim. (*)
| Harga Cabai di Banggai Terus Anjlok hingga Rp20 Ribu |
|
|---|
| Wujud Sinergitas TNI-Polri, Pangdam XXIII/Palaka Wira Sambut Kapolda Sulteng Baru |
|
|---|
| Gubernur Sulteng Dorong Keberlanjutan Program Persami KKRI Untuk Siswa SMK/SMA |
|
|---|
| Dinkes Banggai Rencanakan Master Plan Rumah Sakit Pratama di Toili |
|
|---|
| 500 Pelajar SMK Masuk Barak Yonif 711, Ditempa Semangat Nasionalisme |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palu/foto/bank/originals/Kain-kulit-kayu-jadi-tradisi-tertua-yang-dipamerkan-dids.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.