SULTENG

Sekretaris Fraksi PKB DPRD Sulteng Kritik Kehadiran Aparat di Lokasi Sengketa Lahan PT KLS

Safri mengingatkan bahwa konflik agraria antara warga dengan PT KLS sudah berlangsung cukup lama dan belum menemukan titik penyelesaian yang adil. 

Penulis: Zulfadli | Editor: Fadhila Amalia
HANDOVER
KRITIK TAJAM - Kritik tajam dilontarkan Sekretaris Fraksi PKB DPRD Sulawesi Tengah, Muhammad Safri terkait kehadiran aparat Kepolisian dan TNI di lokasi sengketa lahan sawit antara warga dengan PT Kurnia Luwuk Sejati (KLS) di Desa Taronggo, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli

TRIBUNPALU.COM, PALU - Kritik tajam dilontarkan Sekretaris Fraksi PKB DPRD Sulawesi Tengah, Muhammad Safri terkait kehadiran aparat Kepolisian dan TNI di lokasi sengketa lahan sawit antara warga dengan PT Kurnia Luwuk Sejati (KLS) di Desa Taronggo, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

Polisi dan TNI kata Safri, seharusnya menjalankan fungsi pengamanan secara netral, bukan justru memperlihatkan keberpihakan yang bisa memicu ketegangan baru di lapangan.

"Mereka harusnya jadi penengah bukan justru memberi kesan berpihak kepada perusahaan. Tugas mereka menjaga ketertiban bukan menjaga perusahaan apalagi mengintimidasi warga," ujarnya kepada awak media, Kamis (6/11/2025).

Baca juga: Warga Palu Harap Bersiap, PLN Umumkan Jadwal Pemadaman Listrik Jumat 7 November 2025

Safri mengingatkan bahwa konflik agraria antara warga dengan PT KLS sudah berlangsung cukup lama dan belum menemukan titik penyelesaian yang adil. 

Kehadiran aparat di lokasi, justru berpotensi memperburuk situasi jika tidak diiringi pendekatan yang humanis.

"Semua pihak harus menahan diri, sebab yang dibutuhkan saat ini adalah penyelesaian berbasis keadilan, bukan pendekatan kekuatan atau pengerahan aparat. Negara harus hadir melindungi rakyat, bukan menakut-nakuti,” imbuhnya.

Safri mengatakan Polisi maupun TNI harus belajar dari kasus Tiaka 2011 silam yang berujung pada bentrokan hingga menewaskan dua warga dan puluhan lainnya luka-luka.

Baca juga: BREAKINGNEWS: Warga Palu Timur Geger, Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas di Rumah Kosong

"Kasus Tiaka 2011 silam masih terngiang di benak masyarakat kita. Kami tidak ingin kejadian tersebut kembali terulang di kasus sengketa lahan sawit di Bungku Utara ini," ucapnya. 

Safri lantas mempertanyakan keseriusan Kapolda Sulteng yang baru, Irjen Endi Sutendi terkait komitmen untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam menciptakan iklim yang aman dan kondusif bagi masyarakat.

Dirinya mendesak Irjen Endi Sutendi segera menarik anak buahnya yang berada di lahan sengketa dan memproses semua oknum aparat kepolisian yang terlibat dan ikut bermain di kasus ini.

"Kapolda harus segera menarik anak buahnya. Jangan pilih kasih dalam merespons laporan, kalo perusahaan sangat cepat tapi ketika warga yang melapor aparat enggan bergerak," desaknya.

Mantan aktivis PMII ini mengajak semua pihak untuk mempercayakan penanganan konflik warga dan PT KLS kepada Gubernur Sulteng dan Satgas PKA. 

Baca juga: Eko Yuristianto Jabat Kajari Morowali Utara, Bawa Harapan Baru untuk Kejaksaan

Gubernur Anwar Hafid sebut Safri, juga telah menegaskan akan menindaklanjuti persoalan konflik warga dan PT KLS dengan mengedepankan prinsip keadilan dan kepastian hukum.

"Gubernur membentuk Satgas PKA adalah bagian dari komitmen beliau mencari solusi berkeadilan dan transparan dalam menyelesaikan konflik agraria di Sulteng," pungkasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved