Palu Hari Ini

Mahasiswa Sosiologi Untad Aksi Tolak Lupa September Hitam di Depan DPRD Sulawesi Tengah

Sejumlah mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Sosiologi Universitas Tadulako menggelar aksi mimbar bebas bertajuk Menolak Lupa September Hitam di depan K

Editor: Haqir Muhakir
Handover
Sejumlah mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Sosiologi Universitas Tadulako menggelar aksi mimbar bebas bertajuk Menolak Lupa September Hitam di depan Kantor DPRD Sulawesi Tengah, Palu, pada Jumat (13/9/2024) malam. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Angelina

TRIBUNPALU.COM, PALU – Sejumlah mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Sosiologi Universitas Tadulako menggelar aksi mimbar bebas bertajuk Menolak Lupa September Hitam di depan Kantor DPRD Sulawesi Tengah, Palu, pada Jumat (13/9/2024) malam.

Aksi tersebut merupakan refleksi atas berbagai pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di Indonesia. 

Para mahasiswa menuntut keadilan dan penegakan hukum yang lebih serius terhadap berbagai kasus pelanggaran HAM khususnya di Sulawesi Tengah.

Valen Putra Pertama, koordinator lapangan mimbar bebas, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk memperingati berbagai pelanggaran HAM yang terjadi di bulan September.

Baca juga: Arus Lalulintas di Jl Lelemina Palu Dialihkan Selama Sebulan, Pekerjaan Jalan Beton Dimulai

“Kita tidak bisa menutup mata terhadap hal-hal ini, seperti peristiwa pembantaian G30S/PKI. Di Sulawesi Tengah, kita juga melihat kasus pembunuhan saudara Mughni yang belum terselesaikan, serta berbagai pelanggaran HAM lainnya, seperti tragedi Semanggi II dan tragedi Tanjung Priok,” ungkap Valen.

Valen juga menyebutkan bahwa peringatan ini sudah menjadi agenda rutin di Himpunan Mahasiswa Sosiologi Universitas Tadulako. Tujuan utamanya adalah untuk mengingatkan publik bahwa hingga saat ini masih banyak kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang belum tuntas.

“Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan penting. Pertama, untuk membuka mata seluruh warga Indonesia bahwa masih ada ‘utang’ negara kepada rakyat dalam penyelesaian pelanggaran HAM. Kedua, untuk membangkitkan kesadaran para pejabat pemerintah bahwa suara rakyat terus menggema dan harus didengarkan, bukan hanya ketika pemilu tiba,” jelas Valen.

Aksi mimbar bebas kali ini diikuti oleh sekitar 50 mahasiswa, mayoritas di antaranya adalah mahasiswa baru, mengingat baru saja berakhirnya masa penerimaan mahasiswa baru di Universitas Tadulako. 

Dalam mimbar bebas September Hitam kali ini selain melakukan orasi para mahasiswa juga menampilkan beberapa puisi. (*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved