Sulteng Hari Ini

Rudi Dewanto: Sulteng Akan Semakin Kuat dan Tangguh Hadapi Bencana

Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana 28 September 2018 mencapai lebih dari 4845 orang.

Penulis: Zulfadli | Editor: Regina Goldie
Handover
Gubernur Sulteng Rusdy Mastura lewat Asisten Perekonomian dan Pembangunan Rudi Dewanto, menghadiri sosialisasi Refleksi Enam Tahun Bencana Likuifaksi Pasigala yang diprakarsai Badan Geologi Kementerian ESDM RI. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Zulfadli

TRIBUNPALU.COM, PALU - Gubernur Sulteng Rusdy Mastura lewat Asisten Perekonomian dan Pembangunan Rudi Dewanto, menghadiri sosialisasi Refleksi Enam Tahun Bencana Likuifaksi Pasigala yang diprakarsai Badan Geologi Kementerian ESDM RI.

Acara yang mengusung tema Tangguh Bencana Likuifaksi diangkat menjadi tema dalam kegiatan yang berlangsung di hotel Swissbell, Kelurahan Silae, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu.

Sesuai temanya, kegiatan ini sangat disambut baik Pemerintah Provinsi Sulteng guna meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana likuifaksi dengan langkah-langkah mitigatif.

Baca juga: Pemprov Sulteng Teken Kerjasama Dengan Kakanwil Hukum dan HAM Sulteng

Fenomena likuifaksi atau disebut tanah bergerak sendiri terjadi di dua kelurahan padat penduduk yakni Balaroa dan Petobo seusai Kota Palu diguncang gempa bumi dahsyat magnitude 7,4 SR tanggal 28 September 2018. 

Selain di Kota Palu, likuifaksi juga menimpa Desa Sibalaya dan Jono Oge di Kabupaten Sigi.

Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana 28 September 2018 mencapai lebih dari 4845 orang.

Baca juga: 
Mengejutkan Pajak Motor Listrik Hanya Rp 35 Ribu, Ini Penjelasannya

Ditambah lagi lebih dari 110 ribu rumah dinyatakan rusak dan bahkan hilang, serta total kerugian diperhitungkan lebih dari 24 Triliun Rupiah.

Dalam sambutannya mewakili Gubernur, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Rudi Dewanto, berharap peristiwa bencana 2018 dijadikan pelajaran berharga agar lebih waspada terhadap beberapa wilayah rentan likuifaksi di Sulteng yang telah terpetakan oleh Badan Geologi Kementerian ESDM.

Rudi Dewanto berharap lewat informasi dan edukasi badan geologi dapat menjadi petunjuk untuk mengurangi dampak destruktif dan fatalitas akibat likuifaksi.

“Informasi kerentanan penting bagi pemerintah dan masyarakat yang hidup di bawah sesar yang melintang di kota besar seperti Palu yang dipadati penduduk,” ungkap Rudi Dewanto. 

Baca juga: 
Brida Innovation Week Tahun 2024 Akan Gelar Temu Bisnis di Bulan November 2024

Dengan terselenggaranya sosialisasi ini, asisten optimis bahwa Sulteng ke depan akan semakin kuat dan tangguh bencana.

“Kita memiliki kesiapsiagaan dan kewaspadaan untuk menghadapi amukan bencana yang tidak bisa diketahui dengan pasti waktu kedatangannya,” tutur Rudi Dewanto.

Sementara itu, Kepala Badan Geolog, Muhamad Wafid, dalam sesi wawancara bersama media, berharap masyarakat semakin peka untuk mengetahui dengan persis seperti apa kah potensi gempa dan likuifkasi di lokasi tempat tinggalnya.

Termasuk bagi pemerintah daerah untuk menguasai peta kerawanan bencana likuifaksi di wilayahnya, bersumber dari hasil pedoman pemetaan kerentanan likuifaksi skala 1 : 50.000 yang ikut di-launching dalam sosialisasi.

Baca juga: 
Brida Innovation Week Tahun 2024 Akan Gelar Temu Bisnis di Bulan November 2024

“Pemimpin harus mengetahui betul kondisi kebencanaan di daerahnya untuk mengurangi kerusakan dan korban jiwa,” harap Muhamad Wafid.

Seusai melaksanakan sosialisasi, peserta lalu mengikuti kegiatan field trip ke lokasi likuifaksi Balaroa dan melakukan doa bersama serta tabur bunga di lokasi kejadian yang sudah rata dengan tanah. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved