Bentrok Warga di Sigi

Kodim Ambil Langkah Cepat Amankan Situasi Pasca Bentrok Antrawarga di Sigi

Kodim 1306/Kota Palu telah mengambil langkah cepat untuk mengamankan situasi pasca-bentrokan antara warga Desa Rarampadende dan Desa Pesaku, Kabupaten

Editor: Haqir Muhakir
Handover
Mayor Infanteri Tarno, Pabung Sigi Kodim 1306 Kota Palu (kanan)   

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Angelina

TRIBUNPALU.COM, SIGI Kodim 1306/Kota Palu telah mengambil langkah cepat untuk mengamankan situasi pasca-bentrokan antara warga Desa Rarampadende dan Desa Pesaku, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang terjadi pada Rabu (9/10/2024) siang.

Mayor Infanteri Tarno, Pabung Sigi Kodim 1306 Kota Palu, mengungkapkan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

“Menanggapi kejadian hari ini, saya mengimbau kepada Kepala Desa untuk terus berkolaborasi dengan tim gabungan TNI-Polri yang ada di lapangan. Kami menurunkan 20 personel untuk membantu pihak kepolisian," ujarnya kepada TribunPalu.com.

Ia menjelaskan, penjagaan dibagi menjadi tiga kelompok. Sepuluh personel akan ditempatkan di perbatasan, lima personel di Desa Rarampadende, dan lima lainnya di Desa Pesaku,” ungapnya.

Baca juga: Polisi Kerahkan 100 Personel untuk Amankan Bentrokan Antarwarga di Sigi

Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak bertindak sendiri dan menyerahkan sepenuhnya penanganan masalah kepada pihak yang berwajib.

“Setiap kejadian, kami menghimbau agar tidak ada tindakan individu. Serahkan semuanya kepada pihak yang berwenang, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Kami berharap ini adalah kejadian terakhir,” tambahnya.

Tarno meminta kedua Kepala Desa untuk sementara melarang warga dari kedua desa tersebut melintas antar desa.

“Pemerintah Desa yang mengetahui kondisi warganya, maka kami minta agar mereka juga terlibat dalam penjagaan. Tidak hanya TNI-Polri, tetapi pihak Desa juga harus melakukan patroli untuk mengawasi pergerakan warga. Jika hanya TNI-Polri yang berjaga, kami tidak tahu siapa yang lewat, apakah warga Pesaku atau Rarampadende,” jelasnya.

Selain itu, Tarno juga meminta agar seluruh tokoh agama, masyarakat, toko adat dan pemuda dari kedua desa tersebut segera berkumpul, untuk membahas masalah ini.

“Kami tidak ingin kejadian ini berlarut-larut seperti yang terjadi di Poso, yang menimbulkan banyak korban. Kami mengharapkan agar anak-anak muda yang berpengaruh di desa-desa tersebut dipanggil untuk mencari solusi bersama agar aktivitas kedua desa berjalan lancar,” ujarnya.

Ia juga mengusulkan agar pertemuan rutin diadakan di tingkat desa, setidaknya setiap bulan, untuk mencegah masalah serupa di masa depan.

Tarno menambahkan, setelah masalah ini selesai dan benar-benar damai, ia meminta kepada Pemerintah Kabupaten Sigi, dalam hal ini Bupati Sigi, untuk memfasilitasi deklarasi damai antara kedua desa.

“Setelah masalah ini benar-benar selesai, kami mengusulkan agar deklarasi damai antara kedua desa dilakukan. Para tokoh dari kedua desa harus berkumpul untuk menandatangani komitmen damai, yang dapat dilakukan di Polres, kantor Bupati, atau tempat yang disepakati, untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang,” pungkasnya. (*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved