Harga Bitcoin Tembus Rp 1,2 Miliar, Dampak Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS
Harga Bitcoin tercatat kembali mencapai rekor tertinggi atau All Time High (ATH) di level 76.000 dolar AS, atau sekitar Rp 1,2 miliar.
TRIBUNPALU.COM - Kemenangan Donald Trump dalam Pilpres Amerika Serikat berdampak positif pada pasar aset kripto.
Harga Bitcoin tercatat kembali mencapai rekor tertinggi atau All Time High (ATH) di level 76.000 dolar AS, atau sekitar Rp 1,2 miliar.
Donald Trump dikenal memiliki sikap mendukung kebijakan yang pro terhadap aset digital dan sektor teknologi, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap pasar kripto.
Baca juga: Bawaslu Donggala Awasi Ketat Debat Kedua, Abdul Salim : Kami Temukan Pelanggaran
Selain itu, Donald Trump juga berencana untuk membentuk cadangan bitcoin nasional dan menjadikan AS sebagai pemimpin global dalam hal aset Bitcoin.
Selain faktor politik, pergerakan dana institusional di pasar juga menjadi salah satu pendorong utama kenaikan harga bitcoin belakangan ini.
Menyikapi hal itu, CEO Indodax Oscar Darmawan menyampaikan, fenomena ini mencerminkan betapa kuatnya pengaruh peristiwa politik AS terhadap harga Bitcoin.
Baca juga: Reses Perdana, Aristan Soroti Sumbatan Komunikasi Antar Pemrintah dan Masyarakat
"Ketika Bitcoin mencapai rekor harga tertingginya, ini menunjukkan kepercayaan dan harapan yang besar dari para investor. Faktor politik, seperti kemenangan Trump yang pro kripto pada pilpres AS, memberikan dorongan psikologis yang signifikan di pasar," ungkap Oscar dikutip dari Kompas.com, Jumat (8/11/2024).
Donald Trump menggarisbawahi peran penting institusi besar dalam adopsi Bitcoin. Ini terutama setelah adanya pengajuan ETF Spot Bitcoin dari perusahaan besar seperti BlackRock.
Baca juga: Besaran Gaji KPPS Tahun 2024, Ketua hingga Pengamanan TPS
"Hal ini menunjukkan perubahan persepsi institusi terhadap aset kripto yang kini dilihat sebagai instrumen investasi jangka panjang,” terang dia.
Oscar menguraikan, permintaan dari kalangan institusional, yang cenderung lebih stabil dan berjangka panjang, memberikan dampak terhadap keberlanjutan harga bitcoin di level tinggi.
“Ketika institusi mulai berinvestasi dalam bitcoin, mereka membawa likuiditas yang lebih besar dan legitimasi ke pasar kripto. Ini menjadi bukti bahwa bitcoin semakin diterima di kalangan mainstream dan bukan sekadar aset spekulatif semata,” jelas Oscar.
Oscar mengingatkan para investor untuk tetap berhati-hati dalam berinvestasi dan mempertimbangkan risiko yang ada akibat volatilitas pasar kripto. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews
Ekspor Gurita Banggai ke Amerika Serikat Anjlok Akibat Tarif Resiprokal |
![]() |
---|
Adelante AS dan Banuamentor Kolaborasi Lewat Workshop, Dorong UMKM Sulteng Berinovasi |
![]() |
---|
10 Negara dengan Omzet Judi Online Terbesar 2025, Indonesia Duduki Nomor Berapa? |
![]() |
---|
Trump Berulah Lagi, Bagikan Video AI Obama Ditangkap FBI hingga Jadi Napi, Pengalihan Isu Epstein? |
![]() |
---|
Belajar dari John F Kennedy |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.