Danantara, Inisiatif Baru Prabowo untuk Mempercepat Investasi dan Restrukturisasi BUMN

Wijayanto Samirin, Ekonom Senior dari Universitas Paramadina, mengungkapkan bahwa pembentukan Danantara adalah langkah penting.

|
Editor: Regina Goldie
Handover
ILUSTRASI 

TRIBUNPALU.COM - Pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto merencanakan pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai inisiatif besar restrukturisasi bisnis, yang akan menggabungkan tujuh BUMN utama dengan Indonesia Investment Authority (INA).

Wijayanto Samirin, Ekonom Senior dari Universitas Paramadina, mengungkapkan bahwa pembentukan Danantara adalah langkah penting dalam proses restrukturisasi BUMN di Indonesia.

“Kehadiran Danantara akan membuat ekosistem BUMN lebih kondusif dan agile, dengan keputusan yang lebih cepat dan lincah baik di dalam maupun luar negeri, tanpa harus terhambat oleh proses birokrasi dan kepentingan politis,” kata dia dalam keterangannya pada Jumat (8/11/2024).

Baca juga: Cek Harga Emas Antam 9 November 2024, Ada Penurunan Harga Buyback

Pria yang akrab disapa Wija ini juga berharap di tengah berbagai kontroversi mengenai investasi yang dianggap merugikan negara, ia mengingatkan setiap investasi, terutama yang mengusung inovasi, pasti memiliki risiko.

“High risk high return, no risk no return. Yang penting adalah semua proses investasi dilakukan secara transparan dan sesuai prosedur terbaik,” ungkapnya.

Dia mencontohkan, Temasek dari Singapura sebagai model investasi negara yang sukses, meski pernah mengalami keuntungan dan kerugian pada sejumlah portofolio mereka.

Baca juga: Dukung Program Perumahan Prabowo, Tito Karnavian Hapus BPHTB dan Retribusi PBG

Dan menurutnya, kerugian investasi dianggap sebagai kerugian negara, maka BUMN akan cenderung bermain aman dengan hanya menginvestasikan asetnya pada deposito atau obligasi dengan bunga terbatas.

Hal ini tidak sehat bagi perkembangan BUMN dan akan menghambat potensi mereka dalam pasar modal nasional, yang sebenarnya memiliki potensi besar sebagai sumber pendanaan.

“Pasar modal merupakan indikator awal dari kemajuan industri, dan sinergi yang baik antara BUMN dan pasar modal dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia secara keseluruhan,” jelasnya.

Ia menambahkan, pengalaman negara-negara maju menunjukkan pasar modal yang kuat dapat menjadi fondasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved