Palu Hari Ini

15 Anak di Sulteng Jalani Terapi Wicara Pasca Operasi Bibir dan Langit-langit

Sebanyak 15 anak di Kota Palu, Sulawesi Tengah jalani terapi wicara dalam Speech Camp yang digagas Yayasan Senyum Sulteng dengan Smile Train Indonesia

Penulis: Citizen Reporter | Editor: Haqir Muhakir
Handover
Anak di Kota Palu, Sulawesi Tengah jalani terapi wicara dalam Speech Camp yang digagas Yayasan Senyum Sulteng dengan Smile Train Indonesia. 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Sebanyak 15 anak di Kota Palu, Sulawesi Tengah jalani terapi wicara dalam Speech Camp yang digagas Yayasan Senyum Sulteng dengan Smile Train Indonesia.

Terapi wicara ini dilakukan selama 3 hari, tanggal 22-24 November 2024, berlangsung di Gedung BPMP Sulteng Jl Sutomo, Kecamatan Palu Timur.

Ketua Yayasan Senyum Sulawesi Tengah, drg Moh Ghazali, MARS SpBMM SubspT TMJ (K), mengungkapkan pentingnya kegiatan Speech Camp sebagai tahap lanjutan untuk pasien celah bibir dan langit-langit pascaoperasi. 

Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers usai kegiatan yang dibuka oleh Penasehat Yayasan Senyum Indonesia, drg Farid Sp Anastesi. 

Sebanyak 15 anak di Kota Palu, Sulawesi Tengah jalani tdsdf

Menurut drg. Ghazali, kegiatan Speech Camp ini merupakan bagian dari program Yayasan Senyum Sulawesi Tengah untuk mengoptimalkan pasien-pasien yang telah menjalani operasi celah bibir dan langit-langit di wilayah Sulawesi Tengah

Kerjasama dengan Smile Train menjadikan kegiatan ini sebagai terobosan penting, di mana Yayasan Senyum Sulawesi Tengah tidak hanya berfokus pada operasi, tetapi juga pada kualitas hidup pasien pascaoperasi, terutama dalam hal terapi wicara.

“Sebelumnya kami telah melaksanakan operasi secara rutin sejak tahun 2008. Namun, saya merasa bahwa kami perlu melangkah lebih jauh untuk memastikan bahwa perubahan fisik pasien juga diikuti dengan kemampuan berbicara yang baik. Speech Camp adalah langkah penting untuk itu,” kata drg Ghazali, Sabtu (23/11/2024) pagi.

Ia menambahkan bahwa jika pasien pascaoperasi tidak dapat berbicara atau bersosialisasi dengan baik, maka masalah psikologis yang timbul akan lebih besar.

Drg. Ghazali berharap seluruh pasien pascaoperasi celah bibir dan langit-langit di Sulawesi Tengah dapat mengikuti program terapi bicara ini di masa depan.

"Kami berkomitmen untuk mengoptimalkan terapi bicara bagi semua pasien yang memenuhi syarat, bukan hanya untuk 15 orang saat ini, tetapi untuk seluruh pasien di Sulawesi Tengah. Insyaallah, kegiatan ini akan menjadi salah satu program percontohan di Indonesia,” ujarnya.

Sebanyak 15 anak di Kota Palu, Sulawesi Tengahdsdfgg

Dalam kesempatan tersebut, drg. Ghazali menyampaikan terima kasih kepada Smile Train Indonesia atas kerjasama yang luar biasa dalam menyelenggarakan Speech Camp ini.

“Meskipun masih kurang optimal, saya sangat bangga kegiatan ini dapat terlaksana,” kata drg Ghazali. 

Penasehat Yayasan Senyum Sulawesi Tengah, yang hadir dalam acara itu, juga merasa terharu karena tidak menyangka bahwa kegiatan ini bisa mencapai tahap yang lebih maju, tidak hanya sebatas operasi, tetapi juga terapi bicara.

Ketua Panitia, drg Faisal Hamzah, dalam laporannya menyebutkan bahwa kegiatan ini melibatkan sejumlah terapis dari berbagai daerah, termasuk Palu. 

Kegiatan ini menjadi langkah awal dalam memberikan layanan komprehensif bagi pasien pascaoperasi celah bibir dan langit-langit. 

“Meskipun waktu terapi selama tiga hari terasa singkat, ini adalah langkah awal yang penting, dan kami berharap ke depan akan lebih banyak waktu yang bisa disediakan,” kata drg. Faisal.

Perwakilan Smile Train Indonesia, Ruth Monalisa, juga menyampaikan apresiasi terhadap kontribusi para terapis, terutama yang berasal dari Palu. 

"Smile Train Indonesia akan terus mendukung kegiatan Yayasan Senyum Sulawesi Tengah, terutama dalam penyelenggaraan Speech Camp ini. Ke depannya, kami berharap dapat melibatkan lebih banyak pasien,” ujar Ruth Monalisa. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved