Palu Hari Ini

VIDEO: Curhat Warga Buluri Palu Tinggal di Lingkar Tambang Galian C, Tak Sehat dan Krisis Air

Wanita itu juga menyorot serapan tenaga kerja dan kesehatan pekerja di perusahaan tambang sekitar rumahnya itu.

Editor: mahyuddin

TRIBUNPALU.COM, PALU - "Dulu belum kami rasakan itu debu. Nanti sekarang ini, karena banyak PT mungkin, kami rasakan sudah debu," kata Bidaya mengawali ceritanya tentang fenomena udara di kawasan Tambang Galian C Kota Palu.

Bidaya adalah satu dari ribuan warga di Kelurahan Buluri, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, yang harus menerima keadaan tinggal di dekat Tambang Galian C.

Terdapat 33 izin pertambangan galian C dengan luas 546,01 hektare di daerah itu.

Bidaya menjelaskan, warga di kawasan Tambang Galian C menerima "Uang Debu" senilai Rp 200 ribu per bulan.

Itu khusus untuk warga yang bermukin di daerah pengunungan.

Berbeda nasib dengan warga di bagian bawah perusahaan tambang atau di pinggir jalan Trans Sulawesi.

Baca juga: BREAKING NEWS: Sulawesi Tengah Alami Lonjakan Kasus ISPA, Capai 305.191 Kasus pada 2024

Mereka tidak menerima "Uang Debu" itu.

"Padahal warga di pinggir jalan juga kena debu. Sebenarnya kami capek dengan debu," tutur Bidaya melanjutkan ceritanya saat berada di Studio TribunPalu.com, Selasa (14/1/2024).

Wanita itu juga menyorot serapan tenaga kerja dan kesehatan pekerja di perusahaan tambang sekitar rumahnya itu.

Bidaya menyebutkan, banyak pengangguran di daerahnya tak mendapat lowongan kerja di perusahaan.

Tak hanya itu, beberapa pekerja juga tidak terjamin kesehatannya.

"Anak saya kerja di perusahaan pernah muntah darah. Mestinya pekerja diwajibkan pakai masker, kalau perlu diberi susu setiap Minggu. Saya minta keadilan pemerintah," ucap Bidaya.

Ada berbagai persoalan di tengah kehidupan masyarakat di Kelurahan Buluri selain pencemaran udara.

Namun, respon pemerintah tak mampu menjawab suara-suara mereka.

Baca juga: BREAKING NEWS: Buntut Tolak Tambang Galian C, Kantor Camat Ulujadi Disegel Warga Tipo

Bidaya diboyong Anggota Komunitas Celebes Bergerak Risdayanti ke Studio TribunPalu.com, Jl Emmy Saelan, Kecamatan Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Rabu (14/1/2024).

Keduanya membahas fenomena Tambang Galian C di Kelurahan Buluri bertajuk "Suara Perempuan dari Lingkar Tambang Teluk Palu."

Komunitas Celebes Bergerak adalah organisasi non-pemerintah di Indonesia bekerja untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, berkeadilan dan setara bagi perempuan dan laki-laki. 

"Kami mengadvokasi warga Kelurahan Buluri karena fakta pembangunan IKN yang mengambil materi dari kawasan tambang Palu-Donggala merugikan masyarakat sekitar. Program nasional merampas hak masyarakat," ucap Risdayanti.

Dia menilai, perempuan kurang dilibatkan dalam pengoperasian tambang.

Padahal efek negatif kehadiran perusahaan tambang juga dirasakan perempuan.

Komunitas Celebes Bergerak berkomitmen untuk mengadvokasi masyarakat dan mengajak warga untuk memberikan dukungan terhadap perempuan di lingkar tambang.

Krisis Air

Bidaya menyebutkan, krisis air di Kelurahan Buluri bisa dibilang ada level berbeda.

Itu karena warga harus bergantian memutar keran air secara bergantian.

"Kalau sebelah buka keran, aku tidak dapat," kata Bidaya.

Bidaya harus menunggu giliran untuk menggunakan air.

Terkadang, Bidaya baru bisa mencuci piring di malam hari karena baru mendapatkan air.

"Kalau cuci pakaian hanya bisa empat sampai lima lembar sehari," ucapnya.

Aktivitas Tambang Galian C di kawasan Buluri dan Watusampu beberapa tahun terakhir disoroti lantaran mengancam hutan Uwentumbu dan sumber mata air terakhir warga Kelurahan Buluri

Selengkapnya simak video hingga tuntas.(*)

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved