Ramadan 2025

BMKG Ungkap Ketinggian Hilal Bervariasi di Indonesia, Pontesi Awal Ramadan 1446 H Berbeda

BMKG memperkirakan ketinggian hilal di Indonesia pada 28 Februari 2025 berkisar antara 3,02 derajat di Merauke hingga 4,69 derajat.

|
Editor: Regina Goldie
bmkg.go.id
HILAL Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaksanakan pemantauan atau Rukyat Hilal penentuan awal Ramadan pada Jumat (28/2/2025). 

TRIBUNPALU.COM - BMKG akan melaksanakan pemantauan hilal untuk penentuan awal Ramadan 1446 H pada 28 Februari 2025, yang dilakukan oleh 37 tim BMKG di berbagai wilayah Indonesia.

Informasi mengenai hal ini dapat diakses publik melalui kanal https://hilal.bmkg.go.id/.

BMKG dalam keterangannya memperkirakan ketinggian hilal di Indonesia pada 28 Februari 2025 berkisar antara 3,02 derajat di Merauke hingga 4,69 derajat di Sabang.

Elongasi hilal diperkirakan juga bervariasi, mulai dari 4,78 derajat di Waris, Papua, hingga 6,4 derajat di Banda Aceh. Selain itu, umur Bulan di Indonesia pada saat Matahari terbenam diperkirakan berkisar antara 8,16 hingga 11,11 jam.

Baca juga: Ahmad Ali Dibatalkan Pemeriksaannya, KPK Jadwalkan Ulang pada 6 Maret 2025

BMKG juga mengingatkan adanya objek astronomis lain yang dapat memengaruhi pengamatan hilal, seperti planet Venus, Merkurius, atau bintang terang seperti Sirius.

"Pada 28 Februari 2025, sejak Matahari terbenam hingga Bulan terbenam, terdapat Saturnus dan Merkurius yang berjarak kurang dari 10 derajat dari Bulan," kata BMKG dalam keterangannya.

BMKG memperkirakan beberapa wilayah akan mengalami hujan lebat hingga sangat lebat pada awal puasa Ramadan 2025.

Prediksi ini disampaikan melalui akun media sosial Instagram @infobmkg pada Jumat (28/2/2025).

Menurut BMKG, curah hujan yang tinggi masih berpotensi terjadi dan perlu diwaspadai, terutama di daerah-daerah yang rentan terhadap cuaca ekstrem.
"Gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin diprediksi tetap aktif dalam sepekan ke depan," tulis BMKG.

Adanya sirkulasi siklonik dan labilitas lokal yang kuat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia, dan membuat potensi hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan akan lebih persisten. 

Masyarakat diimbau untuk tetap memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG.

Baca juga: Bupati Banggai Hadiri Pengajian Akbar di Desa Mekar Kencana

Termasuk mengambil langkah antisipasi guna mengurangi risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, atau angin kencang.

BMKG juga memprediksi cuaca selama periode 28 Februari - 2 Maret 2025 di Indonesia umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved