PSU Parimo

Jelang PSU di Parimo, Satgas Madago Raya Perkuat Kerukunan Lintas Agama

Desa Tombi, yang dikenal dengan kehidupan pluralisnya, dipilih sebagai desa percontohan kampung moderasi beragama.

Penulis: Abdul Humul Faaiz | Editor: Regina Goldie
HANDOVER / HUMAS POLDA SULTENG
PSU PARIMO - Menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), kerukunan antarumat beragama di Desa Tombi, Kecamatan Ampibabo, semakin menguat. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Abdul Humul Faaiz

TRIBUNPALU.COM, PARIMO - Menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah (Sulteng), kerukunan antarumat beragama di Desa Tombi, Kecamatan Ampibabo, semakin menguat.

Satgas II Preemtif Operasi Madago Raya menggelar kegiatan Penguatan Moderasi Beragama dalam Bingkai NKRI, Senin (14/4/2025), untuk memastikan situasi tetap kondusif dan menghindari potensi konflik, terutama di tengah ketegangan politik.

Desa Tombi, yang dikenal dengan kehidupan pluralisnya, dipilih sebagai desa percontohan kampung moderasi beragama.

Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat hubungan antarumat beragama menjelang PSU, serta memperkuat nilai-nilai toleransi dan kebangsaan di masyarakat.

Baca juga: 750 Peserta dari 23 Komunitas Meriahkan Karnaval Budaya HUT Sulteng ke-61

Kasatgas II Preemtif, AKBP Moh. Taufik mengatakan, bahwa kegiatan ini bukan hanya soal menjaga keamanan, tetapi juga tentang menciptakan suasana yang damai dan harmonis antarumat beragama.

"Desa Tombi menjadi contoh nyata bahwa keberagaman bisa hidup berdampingan dengan damai. Ini adalah model yang bisa diikuti oleh desa-desa lain," ujarnya.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dan masyarakat, termasuk Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng, Prof. Dr. KH. Zainal Abidin, M.Ag.

Bukan Hanya Zainal Anidin, kegiatan itu juga dihadiri oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Ampibabo, Ustadz Isram Said Hi. Lolo, S.Ag.

Keduanya mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan dalam keberagaman, terutama menjelang PSU.

"Agama seharusnya membawa kedamaian, bukan perpecahan. Kita harus terus menjaganya dengan baik," kata Prof. Zainal.

Di sisi lain, tokoh agama setempat, Pendeta Ester dari Jemaat Karmel, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas upaya kepolisian menjaga kerukunan antarumat beragama.

Baca juga: Berikut Jadwal Pemadaman Listrik di Kota Palu dan Sigi, 15 April 2025

"Di sini kami saling membantu satu sama lain, tanpa memandang agama. Ini adalah modal sosial kami yang sangat berharga," ujarnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved