Cek Masalah Kejiwaan Sering Dialami Jemaah Haji saat di Tanah Suci

Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius sebagai permasalahan kesehatan yang seringkali ditangani oleh para petugas kesehatan haji.

Editor: Fadhila Amalia
Tribunnews.com
ilustrasi haji di makkah 

TRIBUNPALU.COM - Bukan hanya penyakit fisik, masalah kejiwaan juga bisa dihadapi jemaah haji.

Misalnya reaksi stress akut dan gangguan penyesuaian diri sejak tiba di tanah suci.

Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius sebagai permasalahan kesehatan yang seringkali ditangani oleh para petugas kesehatan haji.

Baca juga: Kode Redeem Mobile Legends ML Hari Ini Senin 12 Mei 2025:Segera Klaim Semua Item Gratis di Sini

Dokter spesialis jiwa di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, dr. Kusufia Mirantri, Sp.KJ mengungkapkan, penyebab masalah kejiwaan itu.

Ada tekanan fisik, perubahan lingkungan drastis, kelelahan, serta perpisahan sementara dan/atau tanpa pendampingan dari keluarga dapat menjadi pemicu stres signifikan bagi jemaah.

 “Banyak jemaah, terutama lansia atau mereka yang memiliki kerentanan sebelumnya, mengalami kesulitan beradaptasi. Stres dan gangguan penyesuaian ini dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari gangguan tidur, kecemasan berlebih, hingga gejala psikosomatis,” ujarnya, kepada Tribunnews.com, Minggu (12/5/2025).

Baca juga: Hasil El Clasico Barcelona vs Real Madrid: Madrid Kalah Lagi, Barcelona Auto Juara La Liga 2025?

Oleh karena itu,  deteksi dini adalah kunci untuk penanganan yang efektif, sehingga tidak mengganggu kekhusyukan ibadah jamaah.

Tanda-tanda seorang jemaah mengalami masalah kejiwaan diantaranya dengan pertama, adanya perubahan perilaku mencolok.

 “Coba perhatikan, jika ada jemaah yang biasanya ceria dan mudah bergaul tiba-tiba menjadi mudah tersinggung, atau sebaliknya, menarik diri secara ekstrem, lebih suka menyendiri, dan enggan berinteraksi dengan orang lain,” ujar dr. Upi.

Yang kedua, kesulitan tidur atau insomnia. Gangguan tidur yang persisten, seperti sulit untuk memulai tidur, sering terbangun di malam hari, atau merasa tidak segar setelah tidur, bisa menjadi pertanda adanya tekanan mental.

Kurang tidur dapat memperburuk kondisi emosional dan kognitif jamaah.

Ketiga, adanya kecemasan atau ketakutan yang berlebihan. Seperti takut keluar kamar, takut ke masjid meski ditemani, atau panik berlebihan saat berada di keramaian.

Keempat, kebingungan terhadap tempat, waktu, dan orang (disorientasi).

“Mereka bisa jadi tidak tahu sedang berada di mana, lupa hari atau tanggal, bahkan kesulitan mengenali teman serombongan atau pendampingnya,” jelas dr. Upi.

Terakhir, perubahan mood yang cepat dan tidak terduga. Perhatikan fluktuasi suasana hati yang ekstrem dan cepat.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved