CEO Twitter Jack Dorsey Ungkap Alasan Mengapa Fitur 'Edit Button' Tak akan Pernah Dibuat

Rupanya keinginan pengguna Twitter untuk mendapatkan edit button bakal mustahil terwujud. CEO Twitter Jack Dorsey mengungkap alasannya.

food.ndtv.com
CEO Twitter, Jack Dorsey. 

TRIBUNPALU.COM - Hampir sebagian besar pengguna Twitter menginginkan adanya tombol edit atau edit button.

Seperti namanya, tombol edit diharapkan dapat berfungsi untuk mengedit atau membenarkan cuitan yang sudah terlanjur diunggah.

Biasanya kesalahan terjadi karena adanya typo (salah ketik) atau autocorrect (koreksi otomatis) yang menghasilkan tulisan yang tidak diharapkan oleh pengguna.

Sehingga, edit button dianggap penting untuk disertakan sebagai fitur Twitter.

Sebab, satu-satunya pilihan untuk membenarkan tweet yang salah tetapi terlanjur diunggah adalah dengan menghapusnya dan mengunggah lagi konten yang benar.

Usung Konsep Autonomous City, Hanya Kendaraan Otonom dan Listrik yang Digunakan di Ibu Kota Baru

Twitter Dikabarkan Rilis Fitur Hitam Gelap alias Lights Out

Instagram Hadirkan Fitur Dark Mode, Apa Saja Plus dan Minus Fitur Mode Gelap pada Gadget?

CEO Twitter, Jack Dorsey.
CEO Twitter, Jack Dorsey. (food.ndtv.com)

Namun, rupanya keinginan pengguna Twitter untuk mendapatkan edit button bakal mustahil terwujud.

Hal ini pun diungkapkan oleh CEO Twitter sendiri, Jack Dorsey.

Dikutip TribunPalu.com dari laman Mashable, belum lama ini, Jack Dorsey menjawab pertanyaan dari sejumlah pengguna Twitter.

Sesi menjawab pertanyaan ini diunggah di kanal YouTube Wired.

Salah seorang pengguna Twitter menanyakan tentang fitur edit button alias tombol edit.

Kemudian Jack Dorsey pun menjawab singkat, "No (tidak)."

Meski begitu, Jack juga mengungkapkan alasan mengapa Twitter tidak dipasangi fitur edit button.

Alasan yang diungkapkan Jack Dorsey pun terdengar masuk akal dan dapat dimengerti.

"You might send a tweet and then someone might retweet that and an hour later you completely change the content of that tweet and that person that retweeted the original tweet is now retweeting and rebroadcasting something completely different," kata Jack Dorsey.

(Kamu bisa saja mengirim cuitan dan kemudian ada orang lain yang me-retweetnya dan sejam kemudian kamu telah mengubah konten cuitan itu, dan orang yang me-retweet cuitan sebelumnya bisa jadi meretweet dan mem-broadcast ulang sesuatu yang sangat berbeda.)

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved