Batu andesit yang akan diambil untuk Waduk bener juga berada di bukit yang ada di Desa Wadas.
Hal itu lah yang menjadi titik tolak warga dan awal mula perlawanan.
Warga sendiri menyebut bahwa bukit itu merupakan penyangga Bedah Menoreh dan sudah ada di Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Purworejo.
"Perbukitan Wadas itu penyangga Bedang Menoreh yang rawan bencana terutama tanah longsor. Jadi tidak bisa jadi penambangan. Akan tetapi, entah bagaimana RT/RW berubah kalau kawasan Wadas boleh ditambang," ujar Siswanto (30), melalui sambungan telepon Rabu (9/2/2022), dikutip dari Kompas.com.
"Warga sudah tahu turun-temurun dengan wilayahnya, bahkan tanpa proses AMDAL. Penambangan akan mengancam keselamatan warga Wadas dan sekitarnya. Perbukitan Wadas itu rawan bencana tanah longsor," urai Siswanto.
2. Konflik Muncul ke Permukaan
Meski sudah cukup lama menolak tambang, namun Desa Wadas mulai menjadi sorotan ketika ada ratusan polisi mendatangi Desa Wadas untuk mendampingi Badan Pertanahan Nasional (BPN) pada Selasa (8/2/2022).
Videdo-video penampakan ratusan polisi datang ke Desa Wadas kemudian beredar luas di media sosial.
Di sosial media, tagar #WadasMelawan, #SaveWadas, #WadasTolakTambang kemudian viral dengan video-video yang menunjukkan lokasi di lapangan.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy, mengatakan, setidaknya ada 250 petugas gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP yang diterjunkan ke dalam satu desa.
"Mendampingi sekitar 70 petugas BPN (Badan Pertanahan Nasional) dan Dinas Pertanian yang melaksanakan pengukuran dan penghitungan tanaman tumbuh," kata Iqbal Alqudusy.
Pihaknya, mengakui ada ketegangan antara pihak kepolisian dan warga yang menolak tambang.
Warga penolak tambang disebut melakukan provokasi kepada warga yang pro dan ditemukan ada senjata tajam.
"Adu mulut dan ancaman kepada warga yang pro. Aparat kemudian mengamankan warga yang membawa sanjata tajam dan parang ke Polsek Bener," kata dia.
3. 64 Orang Termasuk Anak di Bawah Umur Ditangkap