“Kami ingin upaya pencegahan ini menyentuh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya di pemerintahan,” kata Abdul Sahid.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat desa perlu diberikan pemahaman berkelanjutan tentang bahaya narkoba. Edukasi di tingkat keluarga dinilai sangat penting.
“Pencegahan yang dimulai dari rumah tangga akan jauh lebih efektif,” tegasnya.
Menurutnya, Pemkab juga akan melibatkan camat dan kepala desa dalam kampanye anti-narkoba, agar program BNN bisa diterima dan dijalankan secara partisipatif.
Baca juga: Hibah Lahan untuk Kodam Baru, Pemkab Sigi Tuai Apresiasi Danrem 132/Tadulako
“Kami akan instruksikan jajaran kecamatan dan desa untuk aktif mendukung program ini,” ujar Abdul Sahid.
Pradiptya menambahkan, pendekatan berbasis masyarakat akan didorong lewat pelatihan kader anti-narkoba dan pembentukan relawan desa bersih narkoba.
Langkah ini dianggap sebagai strategi jangka panjang dalam memperkuat ketahanan sosial terhadap ancaman narkotika.
Selain itu, kerja sama juga akan mencakup fasilitasi rehabilitasi bagi pengguna yang ingin pulih secara sukarela.
“Kami ingin masyarakat tidak takut untuk melapor atau meminta bantuan,” kata Pradiptya.
Baca juga: Pemprov Sulteng Sampaikan Rancangan Perubahan APBD 2025, Pendapatan Naik 8,52 Persen
Pertemuan diakhiri dengan komitmen bersama memperkuat kolaborasi berkelanjutan dalam pencegahan dan pemberantasan narkoba.
“Sinergi seperti ini penting agar pencegahan tidak hanya bersifat formal, tapi benar-benar sampai ke akar,” pungkasnya. (*)