Panas, Rismon Sianipar Sebut Rektor UGM Pengecut Terkait Polemik Ijazah Jokowi

Ahli digital forensik, Rismon Sianipar, secara terbuka menuding Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Emilia, sebagai sosok pengecut.

Editor: Lisna Ali
Tangkapan layar dari kanal YouTube Abraham Samad
RISMON SOAL IJAZAH JOKOWI - Ahli digital forensik, Rismon Sianipar, saat berada di siniar yang ditayangkan di YouTube Abraham Samad pada Minggu (27/4/2025). Rismon Sianipar, secara terbuka menuding Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Emilia, sebagai sosok pengecut. 

TRIBUNPALU.COM - Ahli digital forensik, Rismon Sianipar, secara terbuka menuding Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Emilia, sebagai sosok pengecut.

Tuduhan ini dilontarkan setelah Ova Emilia, hanya mau berbicara perihal isu ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui podcast internal UGM.

Pernyataan Rismon tersebut dilontarkan saat dirinya hendak diperiksa lanjutan.

Rismon Sianipar menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya pada Senin (25/8/2025).

Pemeriksaan itu terkait dengan kasus tudingan Ijazah Palsu Jokowi.

Rismon menyinggung podcast yang tayang di kanal YouTube Universitas Gadjah Mada.

Baca juga: Terkait Kasus Noel, KPK Tak Tutup Kemungkinan Panggil Menteri Ketenagakerjaan

Podcast tersebut ditayangkan pada Jumat (22/8/2025).

Rismon menilai podcast berdurasi 33 menit itu seperti acara arisan.

Sebab, yang bertanya dan yang menjawab dalam podcast tersebut berasal dari pihak UGM.

Ia pun meminta Ova Emilia dan UGM untuk tidak menutupi informasi terkait ijazah Jokowi.

"Prof Ova Emilia, sebaiknya buka seterang-terangnya, jangan hanya di dalam podcast internal semacam arisan, yang menjawab UGM, yang bertanya UGM," ujar Rismon, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV.

"Jangan hanya di dalam podcast internal semacam arisan." lanjutnya.

Menurut Rismon, Ova Emilia bersikap pengecut karena tidak berani menghadiri undangan dari stasiun televisi.

"Berani keluar gitu lho. Stasiun TV semua saya kira sudah mengundang rektor UGM atau wakil rektor UGM, tetapi tidak ada yang berani. Kenapa pengecut kalau benar?" kata Rismon.

"Anda bertanggungjawab terhadap sejarah Republik Indonesia ini, terkait dengan ijazah yang dipakai Joko Widodo sebagai calon presiden 2014 dan 2019," jelasnya.

Ia menyebut sejumlah stasiun TV telah mengundang rektor atau wakil rektor UGM.

Namun, tidak ada satu pun yang berani hadir.

Rismon meminta Ova bertanggung jawab terhadap sejarah Republik Indonesia.

Ia menyebut ijazah itu digunakan Jokowi sebagai calon presiden pada 2014 dan 2019.

Sebelumnya, dalam podcast yang dikritik itu, Ova Emilia memastikan Ijazah Jokowi asli.

Ova menegaskan UGM memiliki dokumen autentik yang menunjukkan keaslian ijazah Jokowi.

"UGM sudah menyatakan beberapa kali secara tegas bahwa Joko Widodo adalah alumni Universitas Gadjah Mada. UGM memiliki dokumen autentik terkait keselukruhan proses pendidikan Joko Widodo di UGM," kata Ova Emilia, Jumat, dikutip dari YouTube UGM.

"Dokumen ini meliputi tahap penerimaan yang bersangkutan di UGM, proses kuliah selama menempuh sarjana muda, pendidikan sarjana, KKN hingga wisuda," ujarnya.

Ova menjelaskan bahwa Jokowi wisuda pada 19 November 1985.

Ia juga memastikan UGM sudah memberikan ijazah tersebut kepada Jokowi.

Menurut Ova, alumni adalah satu-satunya pihak yang memegang ijazah asli miliknya.

Ia menegaskan, UGM menyatakan dengan tegas bahwa Joko Widodo adalah alumni UGM yang sah.

Baca juga: Kejati Sulteng Lepas 60 Tukik dan Tanam Mangrove di Desa Lalombi Donggala

Lantas, siapa Ova Emilia?

ProfilĀ Ova Emilia

Ova Emilia kini menjabat sebagai rektor UGM periode 2022-2027.

Perempuan yang akrab disapa Prof. Ova ini resmi dilantik menjadi rektor UGM pada 27 Mei 2022.

Dikutip dari Tribunnews.com Ova adalah rektor perempuan kedua UGM setelah Dwikorita Karnawati.

Sebelum menjadi rektor, Ova Emilia aktif sebagai Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM.

Ova Emilia lahir di Yogyakarta pada 19 Februari 1964.

Ia mengenyam pendidikan S-1 Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran UGM pada 1982-1987.

Setelah itu, dia melanjutkan studi S-2 Medical Education di University of Dundee Skotlandia.

Kemudian, Prof Ova melanjutkan Pendidikan untuk program Dokter Spesialis dan Dokter Subspesialis Obstetri dan Ginekologi di Fakultas Kedokteran UGM, serta program S-3 di University of New South Wales Australia.

Nama lengkap berikut dengan gelarnya yakni Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D.

Karier Ova Emilia telah malang melintang di UGM.

Berbagai jabatan di salah satu kampus terbaik di Indonesia itu sudah pernah ia emban.

Pada 1996 hingga 2003, dia menjabat sebagai Koordinator Modul Inovasi Pendidikan Kedokteran FK UGM.

Pada 2005 hingga 2008, dia menduduki posisi sebagai Asisten Wakil Dekan bidang Akademik FK UGM.

Baca juga: Unjuk Rasa Mahasiswa di Palu Tuntut Pembatalan Kenaikan PBB Diwarnai Aksi Bakar Ban

Dia kemudian bertugas sebagai Ketua Tim Kurikulum (2008-2012), anggota Tim Pengembangan dan Perencanaan SDM RS Akademik UGM (2008-2010), Ketua Tim Koordinator Pelaksana Program Pendidikan Dokter Spesialis FK UGM (2009-2014), dan Wakil Dekan Bidang Akademik FK-KMK UGM (2012-2016).

Setelah itu, Ova menduduki posisi sebagai Dekan FKKMK UGM (2016-2021 dan 2021-2022).

Selain berkarier di UGM, Ova Emilia juga pernah menjadi konsultan pengembangan Instrumen Perizinan Profesi Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta pada tahun 2004.

Di tahun yang sama, ia juga sempat menjadi konsultan pengembangan Standar Rumah Sakit Pendidikan, Kementerian Kesehatan.

Pada tahun 2005, dia juga pernah menjadi konsultan Kurikulum Berbasis Kompetensi Nasional Kedokteran Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional.

Ia juga pernah menjadi Komite Pengarah Universitas Pembangunan dan Konstruksi Rumah Sakit, Departemen Pendidikan Nasional (2012-2013).(*)

Artikel telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved