Mahfud MD Apresiasi Gebrakan Menkeu Purbaya, Baru Dilantik Sudah Berani Sikat Korupsi dan Ilegalitas
Kinerja Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mendapat apresiasi tinggi dari mantan Menko Polhukam, Mahfud MD.
TRIBUNPALU.COM - Kinerja Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mendapat apresiasi tinggi dari mantan Menko Polhukam, Mahfud MD.
Purbaya, yang baru dilantik pada 8 September 2025, dinilai memiliki sikap yang tegas dan berpihak pada kepentingan rakyat.
Melalui akun X (Twitter) pribadinya @mohmahfudmd, ia memuji Purbaya karena berani mengambil kebijakan yang berani.
"Salut kepada Menkeu Pak Purbaya. Dia tidak membebani rakyat dengan pungutan pajak-pajak baru," tulis Mahfud MD, Senin (6/10/2025).
Selain itu, Purbaya juga dipuji karena fokusnya pada pemberantasan korupsi di internal Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Dia sikat korupsi. Dia mulai hantam korupsi dan ilegalitas di perpajakan dan kepabeanan," imbuh Mahfud.
"Terus maju, Pak. Bravo," lanjutnya.
Sejak menjabat, Purbaya memang gencar melakukan efisiensi anggaran dan mengejar tunggakan dari wajib pajak besar.
Baca juga: Bupati Donggala: Pemda Belum Mampu Gaji 2.055 PPPK, Anggaran Terbatas
Lantas apa saja kinerja Purbaya saat menjabat sebagai Menkeu?
1. Tunda Pajak belanja Online
Kebijakan itu sebelumnya dirancang Sri Mulyani sebagai Menkeu, untuk memperbaiki kondisi perekonomian di dalam negeri.
Adapun kebijakan tersebut diteken oleh Sri Mulyani melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 37 Tahun 2025 pada 11 Juni 2025 dan diundangkan pada 14 Juli 2025 untuk menunjuk lokapasar sebagai Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE) untuk memungut pajak dari pedagang daring.
Namun, Purbaya memilih menunda kebijakan itu lantaran masih menunggu efek dari penempatan dana sebesar Rp 200 triliun ke perbankan.
Dana ini berasal dari uang pemerintah yang disimpan di Bank Indonesia, dan akan dikucurkan ke himpunan bank milik negara.
“Kami tunggu dulu, paling tidak sampai kebijakan uang Rp200 triliun, kebijakan untuk mendorong perekonomian mulai kelihatan dampaknya,” ujar Purbaya di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).
2. Kucurkan Rp 200 T ke Bank Himbara
Pemerintah melalui Purbaya telah mengucurkan dana kas negara senilai Rp 200 triliun untuk lima bank himpunan bank milik negara (himbara) pada Jumat (12/9/2025) lalu.
Tujuannya, untuk aktif menyalurkan kredit kepada rakyat agar tidak hanya mengendap tanpa memberikan nilai tambah bagi perekonomian.
Sehingga perbankan lebih giat mencari proyek dan sektor potensial untuk menyalurkan pembiayaan.
"Ketika bank-bank itu punya uang lebih, ada cost of capitalnya kan? kalau ditaruh di brangkas rugi dia. Misalnya enggak bisa dibeli lagi ya rugi dia (perbankan)."
"Jadi yang kita paksa adalah diberi bahan bakar supaya market mechanism berjalan, sehingga mereka terpaksa menyalurkan, bukan terpaksa. Yang biasanya santai-santai terpaksa berpikir lebih keras," ujar Purbaya di Kompleks Parlemen DPR RI, Kamis (11/9/2025).
Menkeu Purbaya optimis dengan langkah tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
"Jadi dengan cara itu hampir pasti uang akan nyebar di sistem perekonomian, ekonomi akan tumbuh lebih cepat, kredit pasti akan tumbuh lebih cepat dari yang sekarang," tegas Purbaya.
Baca juga: Serukan NEMAEKA Dari Gubernur Untuk Kafilah Sulteng : Sulteng Berani Juara STQH 28
3. Pertumbuhan Properti Naik
Selanjutnya, kata Purbaya, daya beli masyarakat akan meningkat dan berdampak pada berbagai sektor, terutama properti dan semen.
Menurutnya, perbankan juga akan mulai mengarahkan pembiayaan ke sektor properti seiring kebutuhan kredit yang terus tumbuh.
“Kalau saya pikir sih hampir across the board. Yang jelas belanja masyarakat akan naik kencang. Dan nanti properti akan tumbuh bagus. Artinya semen akan naik kencang."
“Saya pikir nanti pelan-pelan akan masuk ke sektor properti, di mana ketika orang pinjam kan jaminannya clear. Ini belum ke sana, saya pikir nggak lama lagi akan ke sana,” kata Purbaya di Istana Negara, Jakarta, Selasa (30/9/2025).
Sehingga dirinya optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2025 bisa mencapai 5,5 persen.
Baca juga: Jalan Trans Sulawesi di Bunta Banggai Sudah Bisa Dilewati Kendaraan
4. Wanti-wanti Pemerasan ke Wajib Pajak
Purbaya juga meminta seluruh petugas pajak untuk tidak melakukan pemerasan, utamanya terhadap wajib pajak yang sudah patuh.
Pihaknya juga bakal membuka pengaduan khusus, jika ditemukan adanya keluhan pemerasan pajak terhadap wajib pajak.
"Kita melakukan fair treatment, kalau sudah bayar pajak, jangan diganggu sama sekali. Dan enggak ada lagi cerita pegawai pajak meras-meras itu."
"Nanti saya akan buka channel khusus untuk pengaduan masalah itu," ujar Purbaya di Kompleks Parlemen DPR, Selasa (23/9/2025).
5. Tak Naikkan Cukai Rokok
Purbaya juga resmi menyatakan tidak menaikkan tarif cukai rokok pada 2026.
Kebijakan ini disambut positif oleh pelaku industri tembakau.
Langkah ini dinilai memberi angin segar bagi sektor yang tengah menghadapi tekanan berat.
Di sisi lain, Purbaya juga memastikan, Direktorat Jenderal Bea Cukai akan terus memberantas rokok ilegal, baik dari dalam maupun luar negeri.
6. Bakal Tarik Dana MBG yang Tak Terserap
Purbaya juga bersikukuh akan menarik dana MBG yang tidak terserap, meskipun dirinya telah diingatkan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan agar tidak melakukannya.
Ia memilih tetep tegas soal kebijakan anggaran, termasuk soal penarikan kembali anggaran.
Kebijakan ini disebut sebagai bagian dari disiplin fiskal dan efisiensi belanja negara.
“Tapi, ini kan kita tetap lihat sampai akhir Oktober, kalau dia enggak nyerap (anggaran), kami potong juga,” kata Purbaya usai menghadiri upacara HUT ke-80 TNI di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu (5/10/2025).
Sebelumnya, Luhut menyampaikan bahwa penyerapan anggaran MBG sudah menunjukkan perbaikan signifikan.
Untuk itu, ia meminta agar Purbaya tidak terburu-buru menarik dana yang belum terserap.
“Kami pastikan penyerapan anggarannya sekarang kelihatan sangat membaik, sehingga Menteri Keuangan nggak perlu nanti ngambil-ngambil anggaran yang tidak terserap,” ujar Luhut usai bertemu Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, di Kantor DEN, Jakarta, Jumat (3/10/2025).
7. Desak Pembangunan Kilang Minyak
Dalam sektor pertambangan minyak, Purbaya mendesak PT Pertamina (Persero) segera merealisasikan pembangunan kilang minyak yang telah lama direncanakan.
Sebab, langkah ini dinilai penting untuk menekan subsidi BBM yang terus membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Itu memang kewajiban mereka. Dulu Pertamina punya rencana bangun kilang, ya jalani saja. Jadi enggak perlu silang pendapat," ujar Purbaya di Direktorat Jenderal Pajak, Rabu (1/10/2025).
Pihaknya pun meminta Komisi XI ikut mengawasi kinerja Pertamina yang kini berada di bawah naungan Danantara, terutama dalam menjalankan fungsi Public Service Obligation (PSO) yang belum mendapat kompensasi subsidi tahun 2024.
Menurut Purbaya, pembangunan kilang bukan hanya soal efisiensi anggaran, tapi juga soal menciptakan nilai tambah bagi Indonesia.
Jika kilang dibangun dan produksi dalam negeri diperkuat, lanjut Purbaya, maka beban subsidi bisa ditekan dan ketergantungan impor bisa dikurangi secara signifikan.(*)
Artikel telah tayang di Tribunnews.com
Menkeu Purbaya Abaikan Peringatan Luhut, Tetap Potong Dana MBG Tak Terserap |
![]() |
---|
Kapan BSU Rp600 Ribu Cair? Simak Penjelasan dan Syarat Terbarunya |
![]() |
---|
Menteri Keuangan Dorong 3 Skema Pembiayaan untuk Keberlanjutan IKN |
![]() |
---|
Dua Cucu Dirawat Akibat MBG, Mahfud MD Minta Evaluasi: Ini Menyangkut Nyawa |
![]() |
---|
Daftar Paket Stimulus Pemerintah di Akhir 2025, Ada Bantuan Pangan dan Diskon Penerbangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.