Contoh Esai PPG Prajabatan Bagian A: Motivasi Menjadi Guru, Esai Maksimal 500 Kata

Contoh esai PPG Prajabatan bagian A: motivasi menjadi guru dan apa yang dilakukan.

Editor: Imam Saputro
Hasil Olah AI/gemini.com
Ilustrasi GURU PPG - Contoh Esai PPG Prajabatan Bagian A: Motivasi Menjadi Guru, Esai Maksimal 500 Kata 

TRIBUNPALU.COM - Contoh esai PPG Prajabatan bagian A: motivasi menjadi guru dan apa yang dilakukan, maksimal 500 kata.

Apa yang memotivasi Anda menjadi guru? Apa yang Anda lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut?

Pertanyaan di atas muncul di esai PPG Prajabatan sebagai salah satu syarat adminstrasi pendaftaran program Pendidikan Profesi Guru (PPG) bagi Calon Guru tahun 2025.

Program PPG Prajabatan 2025 kembali dibuka untuk lulusan S1/D4 dan hendak menjadi calon guru yang bersertifikat pendidik.

PPG dibuka bagi calon guru dari berbagai bidang studi yang kerap disebut sebagai PPG Prajabatan 2025 atau PPG Calon Guru Tahun 2025.

PPG bagi Calon Guru adalah program pendidikan profesi yang dirancang untuk menyiapkan calon guru profesional berakhlak mulia, berdedikasi tinggi, dan diharapkan mampu memberikan dampak positif pada satuan pendidikan dan lingkungannya. 

Program ini terbuka bagi lulusan sarjana (S1) atau Sarjana Terapan (D-IV), baik dari jurusan kependidikan maupun non-kependidikan, dengan tujuan utama untuk mendapatkan Sertifikat Pendidik.

Salah satu syarat dalam pendaftaran PPG bagi Calon Guru 2025 adalah menyelesaikan semua pertanyaan esai PPG Prajabatan. 

Nah, pada bagian A tentang motivasi menjadi guru dan apa yang dilakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut, ada tiga pertanyaan yang wajib dijawab.

Satu di antara pertanyaannya adalah: Tantangan apa yang Anda hadapi dalam mewujudkan motivasi tersebut? Bagaimana mengatasinya?

Yang perlu diperhatikan, ada batas jumlah kata ketika menjawab setiap pertanyaan yaitu maksimal 500 kata.

Bagi calon guru yang kesulitan menjawab pertanyaan tersebut, mereka dapat menggunakan kunci jawaban di bawah ini sebagai referensi.

Inilah kunci jawaban Bagian A Apa yang memotivasi Anda menjadi guru? Apa yang Anda lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut? dalam esai PPG Prajabatan 2025.

1. Kunci Jawaban Esai PPG Prajabatan 2025 Bagian A

Apa yang memotivasi Anda menjadi guru? Apa yang Anda lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut?

Sejak kuliah di jurusan Sastra Indonesia, saya selalu terpukau oleh kekuatan bahasa dalam membangun pikiran dan peradaban. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga sarana untuk menumbuhkan empati, menanamkan nilai, dan membentuk karakter manusia. Dari kesadaran itulah muncul motivasi saya untuk menjadi guru Bahasa Indonesia—seseorang yang tidak hanya mengajarkan tata bahasa dan sastra, tetapi juga menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa ibu sebagai bagian dari identitas bangsa. Saya ingin menjadi jembatan antara pengetahuan sastra dan dunia pendidikan, agar siswa mampu berpikir kritis, berbahasa santun, dan mencintai budayanya.

Untuk mewujudkan motivasi tersebut, saya mulai mengasah diri melalui berbagai pengalaman pendidikan dan sosial. Saya aktif menjadi relawan literasi di taman baca masyarakat, mengajar anak-anak di lingkungan sekitar, dan membuat kelas kecil menulis kreatif bagi remaja. Saya juga sering menulis esai dan puisi yang dimuat di media daring, sebagai bentuk keteladanan bahwa guru Bahasa Indonesia harus produktif secara literasi. Semua kegiatan itu membantu saya membangun karakter pendidik yang reflektif dan komunikatif.

A.1 Tantangan apa yang Anda hadapi dalam mewujudkan motivasi tersebut? Bagaimana mengatasinya? 

Tantangan terbesar yang saya hadapi adalah bagaimana mentransformasikan ilmu sastra yang cenderung teoritis menjadi pembelajaran yang kontekstual dan menarik bagi siswa. Tidak semua siswa menyukai pelajaran Bahasa Indonesia; sebagian menganggapnya membosankan atau terlalu banyak hafalan. 

Untuk mengatasinya, saya berusaha mempelajari pendekatan pedagogis yang inovatif seperti project-based learning dan pembelajaran berbasis teks. Saya juga mengikuti pelatihan daring dan bergabung dengan komunitas guru literasi untuk belajar dari praktik baik. Melalui pendekatan yang lebih kreatif, saya yakin pembelajaran bahasa dapat menjadi menyenangkan dan bermakna.

A.2 Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai guru? Jelaskan alasan dan berikan contohnya! 

Kelebihan utama saya adalah kemampuan komunikasi dan sensitivitas bahasa. Latar belakang sebagai lulusan Sastra Indonesia membuat saya terbiasa menganalisis makna, memilih diksi yang tepat, dan memahami emosi dalam kata-kata. Keterampilan ini sangat membantu dalam berinteraksi dengan siswa maupun rekan sejawat. 

Misalnya, saat mengajar menulis puisi, saya mampu membimbing siswa mengekspresikan perasaannya secara indah dan jujur. Selain itu, saya juga sabar dan empatik, dua hal penting yang dibutuhkan seorang pendidik untuk memahami perbedaan karakter dan kemampuan belajar siswa.

A.3 Bagaimana hasilnya?

Hasil dari perjalanan ini mulai terlihat dari meningkatnya minat belajar siswa yang saya dampingi. Anak-anak menjadi lebih percaya diri membaca puisi dan menulis cerita pendek. Beberapa dari mereka bahkan mengikuti lomba menulis di tingkat sekolah. 

Bagi saya, itu bukan hanya keberhasilan siswa, tetapi juga bukti bahwa semangat literasi dapat tumbuh jika guru hadir dengan hati. Saya menyadari bahwa menjadi guru bukan sekadar profesi, tetapi panggilan jiwa untuk terus belajar, menginspirasi, dan menyalakan cahaya pengetahuan bagi generasi berikutnya.

2. Kunci Jawaban Esai PPG Prajabatan 2025 Bagian A (Alternatif)

Apa yang memotivasi Anda menjadi guru? Apa yang Anda lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut

A.1 Tantangan apa yang Anda hadapi dalam mewujudkan motivasi tersebut? Bagaimana mengatasinya?

Motivasi saya menjadi guru berawal pada saat saya berada di SMA. Pada saat itu, saya melihat sekolah saya kekurangan guru terutama guru mata pelajaran PJOK sehingga jam mata pelajaran tersebut diisi oleh guru yang bukan bidangnya. 

Dari hal tersebut saya tergerak untuk menjadi guru terutama guru mata pelajaran PJOK sehingga bisa membantu agar sekolah yang sama-sama memiliki masalah tersebut terutama sekolah saya dulu bisa memberikan peserta didik guru yang mengajar sesuai bidangnya. 

Selain itu, motivasi saya menjadi guru karena ada keluarga yang menjadi guru di pendidikan nonformal. Sehingga saya menjadi ingin orang yang dapat bermanfaat dengan cara mengajarkan atau membagikan ilmu dan pengetahuan yang telah saya peroleh.

Untuk mewujudkan motivasi saya sebagai guru mata pelajaran PJOK, saya mengambil kuliah jurusan pendidikan yaitu S1 Pendidikan Jasmani. Saya belajar dengan baik dan giat selama perkuliahan. Saya juga mengikuti pelatihan/seminar yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan saya sebagai bekal untuk menjadi guru yang baik. Selain itu, saya juga mengajar les privat untuk belajar secara praktikal.

Terdapat tantangan yang saya hadapi selama mewujudkan motivasi sebagai guru adalah saya diterima di kampus yang jauh (beda provinsi) yang menjadikan saya sempat bingung untuk jadi kuliah atau tidak. Akhirnya setelah mempertimbangkan saya sudah cukup lama dan terbiasa jauh dari rumah, saya memutuskan tetap kuliah.

A.2 Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai guru? Jelaskan alasan dan berikan contohnya! 

Kelebihan yang mendukung peran saya sebagai guru adalah memiliki sikap terbuka, sabar, dan memiliki keinginan serta ketulusan untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Sebagai guru kita harus memiliki sikap terbuka agar kita bisa mengembangkan pembelajaran menjadi lebih baik. Sikap sabar tentu juga dituntut untuk sabar dalam menghadapi berbagai karakter peserta didik dan berbagai permasalahan/hambatan selama mengajar di kelas. 

Selain itu, kelebihan saya yang lain adalah setelah lulus tahun 2024, saya menjadi tenaga pengajar di salah satu SMA swasta di Kota Bersinar sampai saat ini. Saya juga mengajar sebagai tentor privat dari tahun 2022 hingga sekarang.

A.3 Bagaimana hasilnya? 

Hasil dari kerja keras saya untuk mewujudkan motivasi saya sebagai guru adalah saya lulus sarjana program studi S1 Pendidikan Jasmani, Universitas Merdeka dengan predikat Cumlaude, dengan IPK 3,70 serta setelah lulus langsung mencari tempat mengajar sampai akhirnya menjadi tenaga pendidik di SMA. 

Selama proses perkuliahan yang saya tempuh, saya mendapatkan banyak pengetahuan terkait metode, media, dan evaluasi pembelajaran yang baik sesuai kondisi peserta didik. Saya juga mendapat pengalaman mengajar dan megembangkan perangkat pembelajaran dari pelatihan yang saya ikuti. 

3. Kunci Jawaban Esai PPG Prajabatan 2025 Bagian A (Alternatif)

Apa yang memotivasi Anda menjadi guru? Apa yang Anda lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut

A.1 Tantangan apa yang Anda hadapi dalam mewujudkan motivasi tersebut? Bagaimana mengatasinya?

Motivasi utama saya menjadi guru berakar pada keyakinan bahwa pendidikan sejati melampaui transfer pengetahuan, melainkan tentang transformasi potensi manusia secara holistik. Sebagai lulusan Bimbingan dan Konseling (BK), saya termotivasi untuk tidak hanya menjadi pengajar mata pelajaran, tetapi juga fasilitator perkembangan karakter, sosial, dan emosional peserta didik. Saya ingin memastikan setiap siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh, memiliki tujuan hidup yang jelas, dan mampu beradaptasi di era disrupsi.

Tantangan terbesar yang saya hadapi dalam mewujudkan motivasi menjadi guru yang transformatif adalah pergeseran paradigma dan keterbatasan waktu institusional.

  • Tantangan Paradigma Tradisional

Banyak pihak di sekolah (termasuk beberapa rekan pendidik dan orang tua) masih berpegangan pada pandangan tradisional bahwa peran guru hanya sebatas mengejar target kurikulum dan nilai akademik. Ketika saya mencoba mengalokasikan waktu 15-20 menit di kelas untuk diskusi perkembangan sosial atau sesi refleksi mandiri, hal ini terkadang dianggap sebagai "pemborosan waktu" yang seharusnya dipakai untuk materi pelajaran. Paradigma ini menghambat upaya saya untuk membangun hubungan interpersonal yang dalam dengan siswa.

  • Keterbatasan Waktu dan Beban Administrasi

Beban mengajar yang padat dan tugas administratif yang menyertai seringkali membatasi waktu yang tersedia untuk memberikan bimbingan individual atau mendalam, yang merupakan kunci dari pendekatan transformatif. Saya sering kesulitan mencari waktu spesifik untuk mengejar ketertinggalan siswa yang paling membutuhkan perhatian personal.

Strategi Mengatasi Tantangan:

  • Mengatasi Paradigma (Kolaborasi dan Komunikasi)

Saya mengatasi tantangan paradigma dengan menerapkan strategi Kolaborasi Konsultatif. Saya secara aktif berkomunikasi dan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran lain, menunjukkan bagaimana intervensi BK (misalnya, peningkatan motivasi belajar atau manajemen emosi) secara langsung berkorelasi positif dengan peningkatan hasil akademik. 

Saya menyajikan data sederhana (misalnya, perbandingan nilai kelas setelah dan sebelum intervensi) untuk menunjukkan Return on Investment dari pendekatan holistik. Saya juga mengadakan sesi informasi singkat untuk orang tua tentang pentingnya perkembangan non-akademik.

  • Mengatasi Keterbatasan Waktu (Efisiensi dan Teknologi)

Untuk mengatasi keterbatasan waktu, saya memaksimalkan efisiensi melalui Bimbingan Kelompok dan Pemanfaatan Teknologi Sederhana. Alih-alih melayani semua siswa secara individual, saya mengelompokkan siswa dengan kebutuhan serupa (misalnya, kesulitan mengatur waktu atau kecemasan sosial) untuk sesi bimbingan kelompok terstruktur. 

Selain itu, saya menggunakan alat digital sederhana (seperti Google Forms) untuk otomatisasi pengumpulan data awal dan umpan balik, yang memungkinkan saya menganalisis kebutuhan siswa secara cepat tanpa membuang banyak waktu tatap muka.

A.2 Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai guru? Jelaskan alasan dan berikan contohnya! 

Kelebihan utama yang mendukung peran saya sebagai guru, khususnya dalam konteks pendidikan di abad ke-21, adalah Keterampilan Empati Kritis dan Mendengarkan Aktif (Active Listening).

Latar belakang saya dalam BK membekali saya dengan kemampuan untuk tidak hanya mendengar apa yang siswa katakan, tetapi juga memahami apa yang mereka rasakan (empati) dan apa yang tidak mereka katakan (kritis). Dalam lingkungan belajar yang kompleks, siswa sering menghadapi tekanan akademik, krisis identitas, dan masalah sosial yang memengaruhi kinerja mereka di kelas. 

Guru yang mampu berempati dapat melihat akar dari masalah perilaku atau penurunan nilai, bukan hanya gejalanya, sehingga intervensi yang diberikan akan tepat sasaran dan berorientasi pada solusi jangka panjang. Keahlian ini menciptakan koneksi psikologis yang esensial untuk membangun kepercayaan, yang menjadi fondasi bagi setiap proses pembelajaran dan pengembangan.

Pada suatu kesempatan, saya mendapati seorang siswa yang biasanya ceria menunjukkan penurunan drastis dalam keaktifan dan tugas-tugasnya. Guru mata pelajaran lain mungkin hanya menegur atau memberi sanksi. Namun, saya memutuskan untuk menggunakan keterampilan Mendengarkan Aktif.

Saya mengundang siswa tersebut untuk berbicara santai (tanpa judgement), dan saya fokus sepenuhnya mendengarkan tanpa memotong pembicaraannya. Saya menggunakan teknik parafrase (misalnya, "Jadi, jika saya tidak salah, kamu merasa kewalahan dengan tanggung jawab di rumah, bukan?") untuk memastikan pemahaman. Hasilnya, siswa tersebut terbuka tentang tekanan mengurus adik-adiknya setelah pulang sekolah, yang membuatnya kelelahan.

Berbekal pemahaman empatis ini, saya tidak hanya menuntut tugas selesai, tetapi justru berkolaborasi dengan siswa tersebut untuk menyusun jadwal belajar yang lebih realistis dan bernegosiasi dengan orang tua. Saya juga menghubungkan siswa dengan program bimbingan kelompok tentang manajemen waktu. Kelebihan ini memungkinkan saya bertindak sebagai jembatan antara tuntutan sekolah dan realitas kehidupan siswa, mengubah teguran menjadi dukungan terstruktur.

A.3 Bagaimana hasilnya?

Hasil dari penerapan motivasi, mengatasi tantangan, dan memanfaatkan kelebihan (Empati Kritis dan Pendekatan Holistik) telah terwujud dalam perubahan yang terukur, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dalam lingkungan sekolah dan perkembangan siswa.

1. Peningkatan Kesejahteraan Psikologis dan Iklim Kelas yang Positif (Hasil Kualitatif): Penerapan Empati Kritis terbukti mengurangi suasana tegang dan menghukum di kelas. Siswa yang tadinya diam menjadi lebih berani mengajukan pertanyaan dan mencari bantuan, menunjukkan peningkatan rasa aman psikologis. 

Secara kualitatif, survei umpan balik sederhana menunjukkan bahwa siswa merasa "didengarkan" dan "dipahami" oleh guru, yang merupakan langkah awal krusial menuju motivasi intrinsik belajar. Kasus siswa yang saya bantu dengan Mendengarkan Aktif (A.2) menunjukkan perbaikan perilaku yang signifikan, di mana ia kembali aktif, dan ketepatan waktu pengumpulan tugasnya meningkat 80 persen dalam dua bulan berikutnya.

2. Kolaborasi Tim Guru yang Lebih Kuat (Hasil Institusional): Strategi Kolaborasi Konsultatif (A.1) membuahkan hasil berupa pengakuan dari rekan-rekan guru tentang pentingnya dimensi BK dalam pembelajaran. Beberapa guru mata pelajaran mulai mencontoh dan mengadopsi teknik checking-in emosi singkat yang saya terapkan. Ini menghasilkan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang lebih suportif, di mana peran guru mata pelajaran dan konselor/guru PPG menjadi lebih terintegrasi dalam mendukung siswa.

3. Peningkatan Kehadiran dan Pengurangan Konflik (Hasil Kuantitatif Sederhana): Di unit kecil yang menjadi fokus intervensi saya, saya mencatat penurunan rata-rata konflik ringan (misalnya, perselisihan antarsiswa) sebesar 15 persen dalam satu semester dibandingkan semester sebelumnya. 

Penurunan ini saya kaitkan dengan kegiatan bimbingan kelompok proaktif yang berfokus pada keterampilan sosial dan resolusi konflik. Kehadiran siswa di kelas bimbingan saya juga meningkat menjadi hampir 100 persen, menunjukkan bahwa siswa secara aktif mencari interaksi yang saya tawarkan, karena mereka menganggapnya relevan dan membantu.

Secara keseluruhan, hasilnya menunjukkan bahwa lulusan BK memiliki landasan yang kuat untuk menjadi guru PPG yang efektif, mampu memberikan dampak nyata pada akademis dan mental siswa.

4. Kunci Jawaban Esai PPG Prajabatan 2025 Bagian A (Alternatif)

Apa yang memotivasi Anda menjadi guru? Apa yang Anda lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut

A.1 Tantangan apa yang Anda hadapi dalam mewujudkan motivasi tersebut? Bagaimana mengatasinya?

Hal yang membuat saya termotivasi menjadi guru adalah keinginan untuk meng-upgrade potensi yang dimiliki peserta didik supaya berwawasan luas, aktif, kreatif, berakhlak baik, bertanggung jawab, serta mampu mengikuti pembelajaran dengan menyesuaikan perkembangan zaman yang semakin modern. Namun, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi terutama di era digital seperti sekarang ini. Salah satunya adalah keterbatasan alat-alat elektronik di daerah pedesaan. 

Minimnya alat elektronik seperti handphone yang umumnya digunakan untuk pembelajaran daring, dapat menghambat penyampaian materi serta informasi lainnya bagi peserta didik. Tidak hanya itu, sebagian guru sepuh juga merasa kesulitan untuk mengoperasikan alat elektronik, sehingga tidak semua peserta didik mendapatkan pembelajaran berbasis elektronik secara merata.

A.2 Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai guru? Jelaskan alasan dan berikan contohnya! 

Kelebihan yang mendukung peran saya sebagai guru adalah mampu mengoperasikan alat-alat elektronik seperti handphone, laptop, LCD/proyektor, dan sebagainya. Alat elektronik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu agar peserta didik tidak jenuh selama proses pembelajaran berlangsung. Ice breaking dapat diberikan di sela-sela pembelajaran untuk melatih fokus dan mengembalikan perhatian peserta didik. 

Selain itu, saya juga menggunakan metode PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Peserta didik tidak hanya diam atau pasif selama pembelajaran. Penggunaan bahan ajar pendukung (modul) juga dapat digunakan untuk mempermudah pemahaman peserta didik terhadap materi yang sulit dimengerti. Modul dapat dirancang sendiri dengan menambahkan gambar-gambar dan warna cerah yang membuat peserta didik tertarik. 

A.3 Bagaimana hasilnya?

Hasilnya, setelah melaksanakan pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), serta menggunakan metode pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, peserta didik lebih semangat belajar dan lebih cepat memahami materi pelajaran, dibandingkan ketika hanya mendengarkan guru ceramah di depan kelas. Dengan begitu pembelajaran menjadi bermakna dan materi dapat tersampaikan dengan baik oleh guru sesuai dengan rencana pembelajaran. 

5. Kunci Jawaban Esai PPG Prajabatan 2025 Bagian A (Alternatif)

Apa yang memotivasi Anda menjadi guru? Apa yang Anda lakukan untuk mewujudkan motivasi tersebut

Motivasi saya menjadi guru berasal dari keyakinan bahwa pendidikan anak usia dini adalah fondasi utama pembentukan karakter dan potensi anak. Saya ingin berkontribusi dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, aman, dan mendukung perkembangan holistik anak. 

Melihat anak-anak tumbuh dengan rasa percaya diri dan semangat belajar adalah kebahagiaan tersendiri bagi saya. Selain itu, profesi guru memberikan kesempatan untuk terus belajar dan berinovasi dalam metode pengajaran, yang sesuai dengan passion saya dalam dunia pendidikan.

Untuk mewujudkan motivasi tersebut, saya menempuh pendidikan S1 Pendidikan Anak Usia Dini untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang perkembangan anak, kurikulum, dan strategi pengajaran. Selama kuliah, saya aktif mengikuti pelatihan pengembangan profesional, seperti seminar tentang pendidikan inklusif dan workshop metode montessori. 

Saya juga melakukan praktik mengajar di TK dan playgroup untuk mengasah keterampilan. Saat ini, saya mendaftar program PPG Prajabatan untuk memperoleh sertifikat pendidik, yang akan memperkuat kompetensi saya sebagai guru profesional.

A.1 Tantangan apa yang Anda hadapi dalam mewujudkan motivasi tersebut? Bagaimana mengatasinya?

Tantangan utama yang saya hadapi adalah mengelola dinamika kelas yang beragam, seperti perbedaan kemampuan, temperamen, dan latar belakang anak. Selama praktik mengajar, saya pernah menghadapi anak yang sulit berkonsentrasi dan cenderung mengganggu teman sekelasnya. Hal ini membuat saya kesulitan menjaga fokus kelompok. Tantangan lain adalah keterbatasan sumber daya di beberapa lembaga pendidikan, seperti kurangnya alat peraga atau fasilitas belajar.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, saya belajar menerapkan pendekatan diferensiasi, seperti memberikan aktivitas yang sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing anak. Misalnya, saya menggunakan media visual dan permainan interaktif untuk menarik perhatian anak yang sulit berkonsentrasi. Saya juga berkolaborasi dengan orang tua untuk memahami kebutuhan anak dan menciptakan strategi belajar yang konsisten. 

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya, saya mengembangkan kreativitas dengan membuat alat peraga sederhana dari bahan bekas, seperti kardus dan botol plastik, yang terbukti efektif dan disukai anak-anak. Pendekatan ini membantu saya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan menyenangkan.

A.2 Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai guru? Jelaskan alasan dan berikan contohnya! 

Kelebihan saya sebagai calon guru adalah kesabaran, kreativitas, dan kemampuan komunikasi yang baik. Kesabaran membantu saya menghadapi tingkah laku anak yang beragam tanpa kehilangan kendali emosi. Misalnya, saat seorang anak menangis karena kesulitan menyelesaikan tugas, saya mendampinginya dengan tenang hingga ia berhasil, sehingga anak merasa dihargai. 

Kreativitas memungkinkan saya merancang aktivitas belajar yang menarik, seperti storytelling dengan boneka tangan untuk mengajarkan nilai moral. Kemampuan komunikasi yang baik membantu saya menjalin hubungan positif dengan anak, orang tua, dan rekan guru. Contohnya, saya pernah memfasilitasi pertemuan dengan orang tua untuk mendiskusikan kemajuan anak, yang meningkatkan dukungan mereka terhadap proses belajar.

A.3 Bagaimana hasilnya?

Hasil dari upaya saya menunjukkan dampak positif pada perkembangan anak dan lingkungan belajar. Selama praktik mengajar, anak-anak yang awalnya sulit berkonsentrasi menunjukkan peningkatan dalam partisipasi dan kemampuan sosial. Aktivitas kreatif yang saya rancang berhasil meningkatkan antusiasme belajar, dengan 80 persen anak di kelas menunjukkan keterlibatan aktif dalam pembelajaran. 

Kolaborasi dengan orang tua juga menghasilkan komunikasi yang lebih baik, sehingga anak mendapatkan dukungan konsisten di rumah dan sekolah. Keberhasilan ini memperkuat komitmen saya untuk terus mengembangkan diri sebagai guru profesional melalui program PPG Prajabatan, demi memberikan kontribusi lebih besar dalam dunia pendidikan.

Disclaimer: 

  • Kunci jawaban esai PPG Prajabatan 2025 bagian A dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi bapak/ibu yang akan mengikuti PPG bagi Calon Guru 2025.
  • Beberapa kunci jawaban esai PPG Prajabatan 2025 bagian A merupakan hasil olah AI, sehingga bapak/ibu guru perlu melakukan modifikasi.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kunci Jawaban Esai PPG Prajabatan 2025 Bagian A: Apa yang Memotivasi Anda Menjadi Guru?

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved