OPINI

Bahasa Inggris: Tiket Masuk Dunia Global bagi Generasi Muda Indonesia

Di tengah arus besar ini, kemampuan berbahasa Inggris menjadi salah satu kunci utama agar generasi muda Indonesia mampu bersaing di panggung dunia.

Editor: Fadhila Amalia
Handover
OPINI - Dalam era globalisasi dan revolusi digital, batas antarnegara semakin kabur. Informasi, teknologi, dan peluang karier melintas lintas benua hanya dengan satu klik. 

Oleh : Doktor Sri Handayani,S.Pd.,M.Hum

Dekan FKIP Universitas Slamet Riyadi Surakarta

TRIBUNPALU.COM - Dalam era globalisasi dan revolusi digital, batas antarnegara semakin kabur.

Informasi, teknologi, dan peluang karier melintas lintas benua hanya dengan satu klik.

Di tengah arus besar ini, kemampuan berbahasa Inggris menjadi salah satu kunci utama agar generasi muda
Indonesia mampu bersaing di panggung dunia.

Bahasa Inggris bukan lagi sekadar pelajaran tambahan di sekolah, melainkan “tiket masuk” menuju dunia global yang semakin kompetitif.

Kemampuan berbahasa Inggris kini bukan hanya menjadi nilai tambah, tetapi keharusan.

Di dunia pendidikan, hampir semua sumber pengetahuan terbaru jurnal ilmiah, buku referensi, hingga materi pelatihan internasional disajikan dalam bahasa Inggris.

Mahasiswa yang fasih berbahasa Inggris lebih mudah mengakses literatur mutakhir, mengikuti konferensi
internasional, dan berkolaborasi dalam riset global.

Di dunia kerja, banyak perusahaan nasional dan multinasional menempatkan kemampuan komunikasi bahasa Inggris sebagai syarat utama rekrutmen.

Bahkan, pelaku UMKM yang mampu berkomunikasi dengan pasar luar negeri melalui platform digital juga memiliki peluang lebih besar untuk berkembang.

Namun, kenyataannya masih banyak siswa dan mahasiswa di Indonesia yang belum percaya diri berbahasa Inggris.

Riset EF English Proficiency Index tahun 2024 menempatkan Indonesia pada peringkat menengah global, di bawah Singapura, Malaysia, dan Filipina.

Padahal, dari segi potensi dan semangat belajar, generasi muda Indonesia tak kalah. 

Permasalahannya terletak pada dua hal: cara belajar yang masih terlalu berorientasi pada nilai, serta minimnya kesempatan praktik nyata di luar kelas.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved